DPRD Bondowoso : Potensi DBH PLTP Medco Geothermal Rp 1,7 Miliar Per Tiga Bulan
JATIMPEDIA, Bondowoso – Potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Dana Bagi Hasil (PNBPH-DBH) yang dapat dihasilkan dari keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) Medco Geothermal di Bondowoso diperkirakan mencapai Rp 1,7 miliar setiap tiga bulan.
Angka ini diperoleh melalui analisis yang dilakukan pemerintah daerah Bondowoso dengan mengacu pada berbagai faktor dan parameter yang digunakan dalam perhitungan daerah pengolah. Faktor-faktor tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada, data dari surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) dan lokasi strategis di mana PLTP tersebut berdiri.
Terperinci asumsi hitungannya yakni 83 persen wilayah ada di Bondowoso dan potensi PNBP DBH (PNBP x 32 % x DBH) yakni Rp 3,9 miliar. Sehingga potensinya adalah Rp 1,7 milliar. Asumsinya yakni PNBP per tahun Rp 15 milliar, dan asumsi Bonprod per tahun Rp 2,3 milliar.
Ini diutarakan oleh Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajat yang mengutip laporan pihak Dinas terkait saat rapat dengar pendapat pada 14 Juli 2025 lalu. Ia menjelaskan, potensi dana bagi hasil ini terbilang masih kecil karena saat ini PLTP tersebut baru menghasilkan sekitar 34 megawaat. Sementara, potensi daya listrik yang disebut akan dihasilkan adalah 110 megawatt.
“1,7 M per 3 bulan diberikan di akhir tahun. Itu masih kecil, karena targetnya Medco nanti 110 megawatt. Tinggal dikalikan saja,” ujarnya, Rabu (23/7/2025)
Ia menjelaskan, karena 83 persen wilayah Medco itu di Bondowoso. Maka seharusnya Bondowoso berhak mendapatkan sharing profit lebih besar dibanding Banyuwangi (16,88 persen) dan Situbondo (0,12 persen).
“Ini nanti ketika sudah di fase ekplorasi (sekarang sudah fase eksplorasi,red),” ujarnya.
Dirinya pun berharap perjanjian kerjasama antara Pemkab Bondowoso dan Medco agar segera dilaksanakan. Salah satunya, bisa juga yakni perbaikan infrastruktur.
“Bisa-bisa jadi, karena disana ada program CSR dan sebagainya. Karena disana sudah beroperasional,” terangnya.
Ia menyebut potensi ini bisa menjadi salah satu cara dalam mendukung perbaikan infrastruktur. Sehingga tak hanya bergantung pada APBD Bondowoso.
“Kita tidak hanya mengandalkan APBD, tapi ada peluang lain yang bisa kita ambil. Terutama dengan Medco, Perhutani, dan lainnya,” jelasnya.
Lebih-lebih, saat ini Bondowoso juga tengah mepersiapkan proses revalidasi dari Unesco Global Geopark, terhadap Ijen Geopark Bondowoso. Sehingga, diharapkannya kerjasama dengan beberapa instansi pemerintah lain agar bisa segerq dilaksanakan. Karena itu, sangat mendukung penambahan point dalam revalidasi dari Unesco nanti. (sat)