Disuntik PMN, PLN Siap Kembangkan Elektrifikasi di Daerah 3T

Jakarta, JP –  PT PLN (Persero) akan menerima penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 10 triliun pada tahun 2023. Modal tersebut digunakan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi (RE) di daerah 3T (terluar, terpencil, tertinggal).

Direktur Manajemen Distribusi PLN Adi Priyanto mengatakan rasio elektrifikasi PLN akan dikebut 100 persen, adapun per Juli 2022 baru tercatat 97,4 persen. Oleh sebab itu, untuk mengejar target rasio elektrifikasi hingga 100 persen membutuhkan dana yang tidak sedikit.

“Untuk mengejar RE 100 persen kita perlu melistriki wilayah 3 T yang aksesnya sulit dan secara korporasi ini tidak feasible secara investasi,” kata Adi dalam Ngopi BUMN di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (29/9).

Ia menjelaskan, untuk bisa menyambung listrik ke satu rumah di daerah 3T, PLN membutuhkan dana sekitar Rp 25 juta sampai Rp 40 juta per rumah. Hal ini disebabkan, daerah 3T biasanya jauh dari sumber listrik.

Baca Juga  Hari Pertama Puncak KTT G20, PLN Pastikan Pasokan Listrik Aman

“Kita harus menarik transmisi untuk membangun di daerah pedalaman, kemudian bangun gardu induk dan membangun jalur-jalur distribusi untuk sampai rumah,” ujarnya.

Ia menyebut, untuk menyambung jaringan di daerah 3T di regional Jawa, Bali, Madura rata-rata membutuhkan Rp 45 juta per pelanggan.

Lalu daerah 3T di regional Sumatera dan Kalimantan butuh investasi rata-rata Rp 35 juta per pelanggan. Sedangkan di regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan NTT mencapai rata-rata Rp 25 juta per pelanggan.

Selain fokus meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah 3T, PLN juga menggunakan PMN untuk kebutuhan pembangunan transmisi dan gardu induk di daerah 3T, dengan alokasi dana sebesar Rp 3,7 triliun.

Baca Juga  PLN Bantu Listrik Gratis untuk 3.725 Keluarga Kurang Mampu

Lalu ketiga, penggunaan PMN untuk membangun jaringan distribusi listrik desa sebesar Rp 4,4 triliun. Menurut Adi, butuh alokasi dana yang besar, misalnya untuk menanam tiang listrik dan menarik kabel jaringan tegangan rendah di daerah 3T.

Menurutnya, tantangan utama dalam membangun infrastruktur di daerah 3T yaitu jalur yang sulit untuk membawa segala peralatan pembangunan tersebut. Itu sebabnya dibutuhkan biaya yang besar dalam merealisasikannya.

Terkait persoalan itu, PLN juga akan menggunakan dana PMN untuk membangun pembangkit listrik di 3T. Artinya, jika daerah yang akan dialiri listrik sangat terpencil dan tidak memungkinkan untuk dijangkau jaringan PLN. Maka, pihaknya akan memanfaatkan sumber daya lokal yang ada untuk dijadikan sumber listrik.

Baca Juga  Kembangkan EBT, PLN Gandeng Sumitomo dan Medco

“Kalau ada di sana potensi PLTA kecil-kecil akan kita bangunnya. Kalau memang tidak ada sumber daya sama sekali kita akan membangunnya dengan PLTS meskipun dengan PLTS keterbatasannya sangat banyak,” tandasnya. (rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *