Diskon Tarif Listrik Dorong Deflasi Jember Januari 2025

JATIMPEDIA,  Jember – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi 0,40 persen pada Januari 2025. Kebijakan pemerintah melalui diskon tarif listrik 50 persen menjadi komoditas utama penyumbang deflasi dengan andil sebesar 1,37 persen.

Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, menyebut deflasi Januari 2025 lebih tinggi dibanding tahun lalu di periode yang sama. Meski harga cabai mengalami inflasi akibat musim penghujan, penurunan tarif listrik berhasil menutupi lonjakan harga tersebut.

“Diskon listrik itu cukup menggerakkan terjadi deflasi di Jember. Tapi yang perlu diwaspadai adalah kalau terjadi deflasi yang agak tinggi, hati-hati dengan daya beli yang ada di masyarakat,” kata Tri, Senin (3/2/2025).

Sementara jika dibandingkan dengan kondisi nasional dan Jatim, deflasi yang terjadi di Jember terpantau masih lebih rendah. Deflasi nasional pada Januari 2025 yaitu 0,76 persen, sedangkan Jatim sebesar 0,54 persen.

Baca Juga  Turis dari Malaysia, Tiongkok, dan Singapura Dominasi Kunjungam Februari 2024

Selain tarif listrik, komoditas lain yang juga memberikan andil besar terhadap deflasi adalah telepon seluler, tomat, pisang, ketimun, sawi hijau, buncis, telur ayam ras, alpukat dan tarif kendaraan travel.

“Inflasi tadi ada pada komoditas cabai cukup tinggi. Tapi karena tertutup oleh diskon tarif listrik, yang biasanya inflasi kini terjadi deflasi. Tapi setahun yang lalu juga deflasi, tapi tidak setinggi ini,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah komoditas menyumbang andil inflasi, di antaranya cabai rawit, cabai merah, jagung manis, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga, wortel, beras, terong, emas perhiasan dan bayam.

Beberapa kebijakan turut mempengaruhi kenaikan harga beberapa komoditas tersebut. Seperti harga emas dunia yang mendorong terjadinya perubahan harga emas, penyesuaian tarif BBM non subsidi, hingga penyesuaian HET Elpiji 3kg di Jatim.

Baca Juga  Petani Jember Gunakan Drone Untuk Penyemprotan Tanaman Jagung

“Yang perlu kita cermati juga adalah sekarang musim hujan. Beberapa komoditas yang rentan terhadap daya tahan atau mudah membusuk, itu bisa memicu kenaikan harga,” kata dia.

Tri juga mengingatkan beberapa hal yang perlu diantisipasi menjelang Ramadan dan Idul Fitri, terutama terkait dengan permintaan bahan-bahan untuk kue seperti minyak goreng, gula, dan tepung, yang dapat mempengaruhi harga.

Kemudian kebutuhan sandang menjelang Idul Fitri, yang juga diperkirakan akan meningkat. “Kalau dulu di Jember ada program obral gede dari pemerintah, tapi sekarang masih masa transisi jadi belum ada. Ini menjadi PR bersama,” tambahnya. (sat)