Cinta Laura: Jangan Takut Di-unfollow untuk Suarakan Isu Lingkungan
JATIMPEDIA, Surabaya – Cinta Laura Kiehl tampil sebagai pegiat lingkungan berbicara di sesi inspirasi Ideafest Surabaya 2025 di Grand City Mall & Convex. Cinta Laura kembali menggugah kepedulian generasi muda untuk menjaga lingkungan di sekitarnya.
Isu lingkungan yang menjadi tanggung jawab bersama harus dilakukan karena tanda-tanda nyata akibat ketidakpedulian manusia terhadap bumi sudah mulai terlihat yaitu udara makin panas, bencana alam, kekeringan dan sebagainya.
Diakui Cinta, kepedulian masyarakat Indonesia terhadap kerusakan lingkungan masih minim. Hal ini tidak bisa dipungkiri berkaitan dengan kondisi negara kita sebagai negara berkembang. “Kadang-kadang kita enggak bisa menyalahkan masyarakat kalau kepedulian mereka terhadap kerusakan lingkungan belum terlalu besar,” ungkapnya.
“Karena, banyak dari mereka masih mikir besok makan apa, tinggal di mana, apakah ‘saya bisa memberikan keluarga saya kebutuhan dasar’,” imbuhnya.
Keadaan berjuang untuk bertahan hidup ini tak memungkinkan sang individu untuk berpikir jauh ke depan. Namun demikian, hal itu tidak mengendorkan tekadnya untuk terus bergerak aktif dalam mengajak masyarakat khususnya anak muda untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Semakin kita tidak peduli lingkungan, kesenjangan di masyarakat akan semakin melebar. Yang menderita tentu rakyat kecil, karena kesehatan anak-anak terancam terimbas kerusakan lingkungan. Semua ingin negara maju dan ekonomi bertumbuh, tapi bagaimana jika masyarakatnya sakit-sakitan, akhirnya negara juga tak maju-maju,” tutur Cinta.
Menurutnya, menjaga lingkungan bisa dilakukan melalui tindakan kecil tapi berdampak besar. Dia mencontohkan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Atau juga dengan menggunakan air dengan sebaik-baiknya.
Cinta bahkan mengaku geram ketika melihat orang minum air yang tidak dihabiskan. “Suka benci melihat orang minum air putih di botol kemasan tapi sisa separuh dan ditinggalkan gitu. Kalian dengan mudahnya membuang air, sementara di tempat lain ada warga yang kesulitan mendapatkan akses air bersih,” urainya.
Oleh karena itu Cinta pun mengajak anak muda untuk terus menyuarakan isu lingkungan, termasuk public figure yang notabene memiliki banyak penggemar. Bagi public figure, lanjut dia, mungkin takut akan memulai karena tak ingin dijauhi penggemar. “Bahkan bagi public figure pasti akan takut di-unfollow. Tapi buat apa tenar kalau tidak bisa bermanfaat bagi orang lain,” tandasnya.
Cinta menyebut, baru-baru ini dia ikut mengomentari kasus tambang di Kepulauan Raja Ampat karena dinilai merusak lingkungan sekitar. Komentar di akun media sosialnya pun viral dan mendapat pro dan kontra dari masyarakat.
“Tapi aku hindari diksi yang membuat orang menjadi kubu-kubuan. Aku lebih memilih ungkapan yang menyentuh dan menyertakan dampak kalau kita diam akan memberikan efek yang luas bagi masyarakat, dan menyentil penderitaan masyarakat yang terdampak,” katanya.
Apakah setiap anak muda bisa melakukannya. Cinta menegaskan bahwa semua punya kesempatan. Dia tidak sepakat dengan alasan bahwa harus memiliki banyak follower untuk bisa menyuarakan isu lingkungan.
“Tidak harus. Prinsipnya, mulailah dari kelompok kalian dan harus konsisten terhadap isu-isu yang menjadi passion kalian yang bermanfaat bagi orang banyak,” pungkasnya. (cin)