Bupati Fandi Akhmad Yani Optimis Wujudkan Gresik Sentra Produksi Mangga Kualitas Ekspor
Gresik, JP – Kunjungan Presiden Joko Widodo meresmikan Lumbung Pangan (food estate) di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik akan membawa dampak positif bagi sektor agro. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, optimis Kabupaten Gresik akan mewujudkan harapan Presiden Jokowi yang menginginkan produksi mangga bisa memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.
Disebutkan, dengan dicanangkannya lumbung pangan komoditas mangga, Gresik akan memiliki 1.000 hektar kebun mangga. Jika rata-rata perpohon bisa menghasilkan 5 kuintal mangga unggulan, maka dalam satu hektar bisa ditanami 400 pohon dengan total perkiraan produksi mencapai 2.000 kuintal mangga.
“Maka saya optimis jika 1.000 hektar areal kebun mangga bisa produksi semua dalam waktu 3-4 tahun mendatang, akan didapat 2 juta kuintal mangga. Tentunya ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik,” terang Bupati Gresik yang alumni Fakultas Ekonomi Unair Surabaya ini.
Tidak hanya kebutuhan domestik saja, permintaan ekspor bakal bisa dijajaki oleh petani Gresik. Apalagi saat ini sudah ada Klinik Ekspor yang dikelola Kantor Bea Cukai Gresik. Klinik Ekspor ini akan membantu petani mangga di Gresik mengekspor komoditasnya sekaligus menemukan buyer atau pembelinya di luar negeri.
“Kita selalu menyampaikan kepada pelaku UMKM agar jangan pernah takut, program kita dengan Bea Cukai berani ekspor terus kita gaungkan,” ungkap Bupati Yani.
Selain itu, Bupati Yani juga menginsruksikan kepada seluruh OPD untuk memberikan pelayanan dan pendampingan UMKM mulai dari legalitas sampai ekspor.
“Banyak pelaku UMKM kita masuk pasar ekspor tentu dengan dukungan bea cukai, memberikan suport. mudah-udahan kedepan kita ada koperasi modern,” tambah dia.
Langkah nyata Pemkab Gresik ini sudah dirasakan oleh Nastain, petani mangga sekaligus eksportir asal Sidayu, Gresik. Mangga jenis Sultan milikny sudah menembus pasar Jepang, Cina, dan Singapura.
Dalam ekspor perdana beberapa waktu lalu ada 20 ton mangga yang diekspor ke Singapura. Dirinya menyatakan, harga perkilogram mangga yang diekspor sangat tinggi, mulai 5 Dollar Singapura, atau setara Rp50 ribu. Kemudian, dipotong biaya pengiriman Rp 15 ribu per kilo.
“Untuk pelepasan kali ini mengirim mangga 3 ton mangga ke sana, pasar Singapura sangat bagus. Tapi kami kirim sesuai permintaan saja,” ujarnya.
Nastain mengaku bisa mengekspor mangga Sultan setelah dibantu Pemkab Gresik dan difasilitasi bea cukai dengan mengurus tata cara mangga ini bisa ekspor. “Dan Alhamdulillah, bisa ekspor sampai saat ini,” tambah dia.
Selain pasar ekspor, produk mangga miliknya juga menyuplai sebagian besar pasar di Kalimantan. Bahkan, dia mengaku mengirimkan buah mangga dua hari sekali ke sana. Dia pun berterima kasih kepada pemerintah.
Terpisah Direktur Utama PT Galasari Gunung Sejahtera, Didik Pribadi mengapresiasi langkah Pemkab Gresik hingga terbentuknya food estate mangga akan membantu petani. Mulai dari menanam mangga yang baik, pembibitan, pemupukan dan paska panen.
“Sehingga terintegrasi apa yang dimau di pasar,” ucap Didik.
Nanti juga diajarkan satu pohon mangga bisa 3 sampai 4 vairetas. Sepanjang tahun bisa berbuah. Jika biasanya hanya 3 bulan di Gresik. Dengan adanya empat varietas nanti akan berbuah hingga 9 bulan. Jadi salam setahun terus panen mangga. Semakin besar luasan setiap bulan ada panen mangga.
“Pasar-pasar memenuhi pasar domestik dan pasar internasional,” terangnya.
Mangga Malaba thailand, mangga arumanis lokal, mangga garifta, mangga Nam Dok Mai varietas Thailand.
“Kita sebagao offtaker para petani mengajarkam mangga itu bisa diterima pasar. Pasar yang menentukan. Kita memenuhi apa yang pasar butuhkan jenis mangganya, kualitasnya,” tutupnya. (eka)