BUIC EMCL Resmi Beroperasi, Produksi Minyak Diperkirakan Capai 42,92 Juta Barel

JATIMPEDIA, Bojonegoro – Menteri ESDM Arifin Tasrif didampingi Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto meresmikan kegiatan produksi minyak perdana Sumur B13 Banyu Urip Infill Clastic (BUIC), di Bojonegoro, Jumat (9/8). Sumur yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) ini diperkirakan memproduksi tambahan minyak sebanyak 42,92 juta barel minyak (MMBO).

Adapun, enam sumur sisanya rencananya akan mulai tajak pada tahun ini dan satu tajak pada 2025.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dalam keterangannya mengungkapkan, bertambahnya produksi minyak dari Blok Cepu yang dioperasikan oleh EMCL berpotensi memberikan tambahan penerimaan negara senilai 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp33,6 triliun.

Baca Juga  Kolaborasi Pertamina EP Cepu dan Pemkab Bojonegoro Bangun 3 TPS

Dijelaskan bahwa tambahan produksi minyak tersebut nantinya akan dihasilkan dari pengeboran tujuh sumur Infill Carbonate dan dua sumur Infill Clastic di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu.

“Total investasi dari proyek ini mencapai 203,5 juta dolar AS atau Rp3,25 triliun. Kita patut bersyukur karena dari investasi ini, perkiraan tambahan penerimaan negara yang dihasilkan mencapai sekitar 2,1 miliar dolar AS atau Rp33,6 triliun,” ujar Dwi Soetjipto.

​​​Ditambahkan, minyak perdana yang dihasilkan hari ini sebanyak 13.300 barel diproduksikan dari Sumur B13 Clastic sekaligus menjadi sumur pertama dari proyek BUIC.

Ia berharap sumur kedua, yaitu Sumur B12 akan menyusul on stream pada kuartal IV- 2024.

Baca Juga  Pertagas Niaga Pasok LNG ke Group Kuala Lumpur Kepong Berhard

Kemudian, Ia juga berharap kedua sumur tersebut dapat memberikan kontribusi dengan produksi sesuai target Work Program and Budget (WP&B), dengan rata-rata produksi tahunan sebesar 9.285 barel minyak per hari (bopd) pada 2024.

“Meskipun onstream sumur pertama sempat bergeser, SKK Migas berharap BUIC tetap dapat memberikan kontribusi yang sama sesuai yang sudah di targetkan dalam WP&B 2024,” ujar Kepala SKK Migas.

Ia melanjutkan, ketiga sumur lainnya dari proyek BUIC yaitu sumur C13, C14, dan C19 serta dua sumur clastic yaitu C15 dan C21, ditargetkan untuk onstream pada kuartal I- 2026.

“Diharapkan nantinya informasi dari sumur ini dapat memberikan data yang lebih akurat tentang potensi kandungan minyak lapisan clastic Lapangan Banyu Urip dengan perkiraan cadangan 3P sebesar 670 juta barel minyak,” ujar Dwi.

Baca Juga  PGN Integrasikan Pengelolaan Infrastruktur dan Komoditas Gas

​​​​​Dikatakan, proyek BUIC ini akan mencapai produksi puncak pada 2027 mendatang, dengan level produksi 19.000 barel minyak per hari (BOPD).

Dalam kesempatan ini, Ia mengapresiasi ExxonMobil seiring dengan proyek BUIC yang memberdayakan produk nasional, diantaranya pengunaan rig untuk alat pengeboran.

Rig yang digunakan merupakan hasil karya dan operasi dari PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) selaku anak usaha PT Pertamina, yang menunjukkan kompetensi anak bangsa untuk memenuhi standar internasional ExxonMobil. (cin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *