Bapanas Fasilitasi Serapan Jagung NTB ke Jawa Timur
JATIMPEDIA, Surabaya – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memfasilitasi petani jagung yang tengah panen raya di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan peternak unggas di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang memerlukan pasokan jagung pakan.
Langkah ini dilakukan guna mengoptimalkan penyerapan hasil panen dalam negeri serta menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di tingkat produsen maupun konsumen. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah memfasilitasi mobilisasi jagung dari petani di Bima kepada Koperasi/Asosiasi Peternak Layer di Blitar melalui skema business to business (B2B).
Skema ini mendorong kerja sama langsung antara pelaku usaha di sektor hulu dan hilir. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa mobilisasi tahap pertama telah berhasil dilakukan dan jagung telah tiba di Pelabuhan Kalimas, Surabaya, Jawa Timur. “Mobilisasi tahap pertama ini menggunakan moda kapal tongkang berkapasitas 225 ton dengan keberangkatan dari Pelabuhan Bima, NTB pada Minggu, 18 Mei 2025,” kata Arief Jakarta, Senin (26/5/2025).
Tidak menunggu lama, mobilisasi tahap kedua pun digeber dengan pemberangkatan stok jagung 225 ton dari Pelabuhan Bima pada hari ini yang sama. “Kami menyambut hangat aksi kolaborasi ini dan berkomitmen akan terus meneruskan untuk membantu kalangan produsen pangan dalam negeri,” terang Arief.
Arief mengatakan, penyerapan langsung dari petani saat panen raya seperti ini penting untuk menjaga harga di tingkat petani tetap menguntungkan dan pasokan ke peternak unggas tetap terjamin. “Aksi kolaborasi Bapanas yang mampu menjembatani petani jagung dan peternak unggas seperti ini sudah dilaksanakan sejak tahun lalu dan akan terus digencarkan. Ini bentuk nyata sinergitas antardaerah yang positif untuk memperkuat rantai pasok pangan kita,” kata Arief.
Adapun mobilisasi stok jagung dengan memanfaatkan kapal tongkang seperti ini dinilai lebih ekonomis dan mampu memuat kapasitas yang lebih besar. Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono menjelaskan pihaknya ingin memperluas mobilisasi stok jagung seperti ini hingga Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Lampung.
“Alhamdulillah mobilisasi jagung tahap pertama dari NTB berjalan lancar. Program baik seperti ini tentu ingin kita kembangkan tidak hanya ke Jatim saja, tapi agar juga dapat menyasar ke peternak unggas di Jateng, Jabar, dan Lampung. Apalagi secara biaya, mobilisasi menggunakan kapal tongkang lebih ekonomis dibandingkan kendaraan darat. Kita hitung biayanya dengan kapal tongkang sekitar Rp 650 per kilogram, sementara kendaraan darat Rp 800 sampai 900 per kilogram. Kapasitas kapal tongkang pun lebih besar. Ini win-win solution bagi peternak unggas kita juga,” terangnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung pipilan kering kadar air 14% di NTB pada semester pertama tahun 2025 diestimasikan mampu meningkat sekitar 8% dari 712 ribu ton pada Januari-Juni 2024 menjadi 769 ribu ton. Sementara sepanjang 2024, NTB termasuk daerah sentra produksi jagung tertinggi keempat secara nasional dengan torehan 1,2 juta ton dan berkontribusi 7,99 persen terhadap total produksi jagung nasional di 2024 yang mencapai 15,1 juta ton.
Pencapaian produksi jagung tersebut menjadikan NTB sebagai salah satu lumbung jagung nasional yang potensial untuk menopang kebutuhan jagung domestik, baik untuk konsumsi maupun pakan ternak. Ke depannya, Bapanas terus melakukan pemantauan dan koordinasi untuk memastikan distribusi jagung berjalan lancar dan tidak terjadi kelangkaan maupun lonjakan harga di pasar.
Menilik data Proyeksi Neraca Jagung Januari-Desember 2025, produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen di tahun 2025 ditargetkan dapat mencapai 16 juta ton. Ini berarti ada peningkatan sekitar 6,2 persen dibandingkan 2024 yang mencapai 15,1 juta ton. (cin)