Bank Mandiri Lakukan Digitalisasi Pasar Tradisional di Surabaya
Surabaya, JP – Bank Mandiri terus mendorong pemanfaatan teknologi digital khususnya di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini dilakukan Bank Mandiri dengan menyasar pelaku usaha di pasar tradisional di Surabaya.
Untuk itu Bank Mandiri melakuan penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan Daerah Pasar Surya pada pada Senin (10/10). Kerja sama tersebut mencakup digitalisasi pasar, penyaluran kredit usaha untuk pedagang dan dukungan Corporate Social Responsibility untuk Lomba Pasar Pahlawan.
Tri Nugroho, Regional CEO PT Bank Mandiri Region VIII/Jawa 3 menyampaikan bahwa dengan kerjasama ini diharapkan UMKM dan pedagang di pasar tradisional yang menjadi anggota PD Pasar Surya dapat meningkatkan kapasitasnya. Sehingga, kegiatan ini bisa menjadikan pedagang pasar naik kelas dan memiliki daya saing tinggi.
Tri juga menambahkan, dalam rangka menyambut Hari Pahlawan yang akan jatuh pada tanggal 10 November 2022 ini, Bank Mandiri juga turut hadir dan berpartisipasi dalam rangka memberikan dukungan. Dukungan itu di antaranya untuk Lomba Pasar Pahlawan yang akan diikuti oleh 9 pasar yang tersebar di Surabaya.
“Masing-masing Pasar Baba’an, Pasar Pegirian, Pasar Jembata Merah, Pasar Kupang Gunung, Pasar Wonokitri, Pasar Kembang, Pasar Pucang, Pasar Gubeng Masjid, dan Pasar Kendang Sari. Dengan adanya dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat Kota Surabaya untuk berkunjung dan berbelanja di pasar tradisional,” kata Tri Nugroho.
Dalam kesempatan itu Tri menambahkan, pemanfaatan teknologi digital dalam ekosistem pasar tradisional saat ini perlu dikembangkan. Ini mengingat pentingnya peran pasar tradisional dalam pertumbuhan ekonomi cukup besar. Sehingga nantinya pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar modern dengan cara memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pedagang maupun pembeli dalam bertransaksi.
“Teknologi dan digitalisasi bukan hanya mempermudah kehidupan masyarakat, tetapi juga merubah tatanan masyarakat,” jelas dia.
Ditambahkan, sesuai dengan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan Bank Indonesia, pemanfaatan teknologi bertujuan untuk menciptakan system pembayaran yang aman, efisien, dan lancar. GNNT juga mampu meminimalisasi kendala dalam pembayaran tunai.
“Seperti uang tidak diterima karena lusuh, sobek, tidak layak edar dan meningkatkan efisiensi saat transaksi di mana masyarakat tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar. Dengan demikian, dapat meningkatkan efektivitas transaksi dengan menghindari adanya kesalahan hitung atau human error. Pada gilirannya GNNT akan dapat mewujudkan ekosistem cashless society di lingkungan pasar di Surabaya,” pungkas Regional CEO PT Bank Mandiri Region VIII/Jawa 3. (eka)