Arus Petikemas di TPS Alami Penurunan 3 Persen

Surabaya, JP — PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS)  mencatat penurunan kinerja arus peti kemas tahun ini.  perseroan memang sedikit pesimis. Hingga September anak usaha Sub-holding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP)  baru merealisasikan arus Petikemas sebesar 1,046 juta TEus. Sementara target yang ditetapkan tahun ini sebanyak 1,46 juta TEUs.

Direktur Utama TPS, Abdul Rofid Fanany menjelaskan, dibanding periode yang sama tahun lalu, capaian tahun ini memang turun -3 persen.

“Dalam 3 bulan ini kami tidak yakin bisa capai target karena kondisi sekerti sekarang. Seperti kita tahun pandemi awal tahun belum benar-benar selesai, kemudian ada perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada ekonomi dunia, inflasi di Eropa menjadi tinggi, bahkan China juga masih sering kali lockdown,” jelasnya.

Baca Juga  Pelindo Marine Dorong Pemanfaatan Pewarna Alami untuk Batik Surabaya Maritim

Meski arus peti kemas menurun, tetapi tingkat kunjungan kapal justru meningkat 3 persen. Hal ini juga menunjukkan barang yang diangkut cenderung sedikit sehingga kebanyakan adalah kapal berukuran kecil agar pelayaran tidak merugi.

Adapun saat ini komposisi peti kemas ekspor di TPS masih berada di angka 40 persen, dan sebanyak 60 persen merupakan peti kemas impor. Sedangkan kinerja Yard Occupancy Ratio (YOR) di TPS berada di angka 40 persen dari total kapasitas 2 juta TEUs sehingga masih cukup banyak ruang untuk menampung peti kemas, seiring dengan kebijakan dwelling time 3 hari

Abdul Rofid Fanany mengatakan TPS telah mendapatkan review economy outlook dari beberapa lembaga dunia yang menyatakan bahwa keadaan ekonomi 2023 masih belum terlalu membaik dibandingkan 2022, terutama di semester I/2023.

Baca Juga  Indonesia Siap Jadi Pemain Inti Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

“Namun kami sedikit optimistis karena kami bertemu beberapa pemilik kapal yang bilang pada 2023 banyak perusahaan pelayaran akan menambah carteran kapal, artinya mereka punya demand di 2023. Mudah-mudahan itu terealisasi,” katanya kepada media di Surabaya, Jumat (21/10).

Disebutkan, TPS belum dapat memasang target tinggi seperti situasi 2021 yang bahkan pada saat Covid-19 malah mampu mencatatkan arus petikemas tertinggi yang diperkirakan akibat banyaknya orang bekerja dari rumah dan melakukan belanja online.

Abdul melanjutkan, pasca merger Pelindo dilakukan pada Oktober tahun lalu, TPS pun terus berbenah untuk meningkatkan layanan terminal peti kemas dari berbagai sisi.

“Kami melihat bahwa arah kebijakan merger ini membawa pengaruh yang signifikan terutama dari sisi kita mulai meningkatkan layanan, dan menata standarisasi internasional terkait kecepatan bongkar muat di pelabuhan sehingga kapal jadi lebih efisien dan ujungnya biaya logistik menurun,” katanya.

Baca Juga  Pendapatan Semen Baturaja (SMBR) Naik 56 Persen di Kuartal I-2024

Dia mencontohkan, sebelumnya layanan TPS hanya mampu melakukan bongkar muat sebanyak 48 Box Ship per Hour (BSH), tetapi kini sudah mampu mencapai 51 – 57 BSH.

Selain itu, lanjutnya, sejak merger dilakukan TPS juga bisa melakukan sharing teknologi informasi (TI) dan pelatihan SDM dengan terminal-terminal lainnya, termasuk melakukan joint procurement sehingga pengadaan barang bisa dilakukan dengan efisien dan murah.

“Dari sisi cost pengadaan, kita bisa menghemat hingga 5 – 10 persen,” pungkasnya. (eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *