Pemkot Mojokerto Raih Predikat Terbaik Penanganan Stunting se-Jatim
JATIMPEDIA, Mojokerto – Pemerintah Kota Mojokerto meraih penghargaan sebagai kota terbaik pertama dalam Penilaian Kinerja Pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) tingkat kabupaten/kota se provinsi Jawa Timur.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Tahun 2025 di sebuah hotel, di Surabaya, pada Selasa (1/7/2025), yang diberikan secara simbolis oleh perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang diterima langsung oleh Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari.
Berdasarkan penilaian tim panelis, Kota Mojokerto memperoleh skor tertinggi dengan total nilai 132, mengungguli Kabupaten Kediri dan Kota Surabaya yang menempati posisi kedua dan ketiga. Adapun berdasarkan data EPPBGM per Mei 2025, prevalensi stunting di Kota Mojokerto tercatat sebesar 1,42 persen atau sebanyak 82 kasus.
“Penghargaan ini bukan hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga bukti nyata dari sinergi dan kerja keras bersama dalam menangani stunting di Mojokerto,” ujar Ika Puspitasari, yang akrab disapa Ning Ita.
Ia menambahkan, penanganan stunting menjadi salah satu program prioritas yang dijalankan secara kolaboratif lintas sektor. Tidak hanya melalui pemberian bantuan permakanan bagi balita stunting dan wasting, tetapi juga edukasi menyeluruh bagi orang tua, ibu hamil, dan calon pengantin.
Ning Ita berharap penghargaan ini dapat memperkuat sinergi antar sektor, guna mendorong pencapaian target zero stunting di seluruh wilayah Kota Mojokerto.
“Secara bertahap, prevalensi stunting terus menurun. Saat ini sudah ada dua kelurahan yang dinyatakan zero stunting, yaitu Kelurahan Purwotengah dan Kelurahan Meri,” ujarnya.
Penilaian kinerja aksi konvergensi PPPS melibatkan dua tahapan, yakni evaluasi dokumen pendukung dan presentasi langsung oleh pemerintah daerah.
“Kegiatan ini mengacu pada delapan indikator utama, antara lain analisa situasi, perencanaan kegiatan, rembuk stunting, pembinaan, sistem data, serta pengukuran dan publikasi,” kata Ning Ita. (sat)