Pemerintahan

Pemkab Jombang Percepat Prevalensi Stunting

JATIMPEDIA, Jombang Pemerintah Kabupaten Jombang menargetkan prevalensi stunting balita turun di bawah 3 persen pada 2025.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB PPPA) Jombang, dr Pudji Umbaran, menyampaikan, sesuai instruksi Bupati, prevalensi stunting di Kabupaten Jombang ditarget untuk bisa turun di bawah 3 persen.

“Prevalensi stunting pada 2023 masih 6,4 persen. Jumlah pasti hanya Dinkes yang tahu. Karena kami hanya memotret dari sisi persentasenya. Namun, memang stunting masih menyebar merata hampir di semua kecamatan. Kemudian pada 2024 kasus stunting masih 4,6 persen. Kita optimistis bisa menurunkan di bawah 3 persen,” ujarnya, Senin (30/6/2025).

Untuk mengejar target, Pemkab menggalakkan penguatan kader, sekolah orang tua hebat, edukasi gizi bagi ibu hamil, serta program lain yang diamanatkan Perpres 72/2021.

Baca Juga  Pemkab Banyuwangi Bekali ASN Dasar Keamanan Siber

“Sesuai Perpres Nomor 72/2021, kita sudah berupaya melakukan percepatan penurunan stunting, termasuk membentuk tim percepatan penurunan stunting (TPPS),” jelasnya.

Hasil evaluasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat menempatkan Jombang di peringkat kelima penurunan stunting se‑Jawa Timur.

“Dari hasil evaluasi lewat aplikasi EPPGBM angka stunting kita secara nasional cenderung turun. Tentu kita optimistis bisa mengejar target di bawah 3 persen,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jombang, Tjahja Widada, memverifikasi penurunan kasus stunting di Kabupetn Jombang.

“Saat ini 3,97 persen. Merujuk data per Juni 2025 yang turun dari 4,6 persen pada akhir 2024. Data dinas menunjukkan 3.633 balita stunting pada 2024, terdiri atas 1.788 kasus lama dan 1.845 kasus baru, tersebar di seluruh kecamatan,” ujarnya.

Baca Juga  Gus Yani Ajak Pengusaha Gresik Bersatu Bantu Korban Gempa Bawean

Pemkab Jombang berharap kolaborasi lintas sektor, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten, dapat memperkuat upaya percepatan penurunan stunting. Dukungan masyarakat dan konsistensi program intervensi gizi dinilai menjadi kunci utama dalam mewujudkan generasi yang lebih sehat dan bebas stunting di masa mendatang. (sat)