Otomotif

Penjualan Mobil Hybrid Tertinggal, Insentif Jadi Alasan Konsumen Beralih ke Mobil Listrik Penuh

JATIMPEDIA, Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mengungkap bahwa tren penjualan mobil hybrid di Indonesia mulai tertinggal dibanding mobil listrik murni berbasis baterai (BEV) di awal tahun 2025. Dikutipdari Bisnis.com Peneliti LPEM UI, Riyanto, menyebut bahwa pangsa pasar mobil listrik BEV kini lebih tinggi dibandingkan hybrid, mencerminkan perubahan preferensi konsumen dalam beberapa bulan terakhir.

“Per April 2025, market share BEV telah mencapai 9,4%, sementara hybrid berada di angka 7,2%. Padahal di tahun sebelumnya, hybrid masih lebih unggul,” ujar Riyanto dalam Forum Wartawan Industri (Forwin), Selasa (20/5/2025).

Data dari Gaikindo mendukung pernyataan tersebut. Sepanjang 2024, mobil hybrid mencatat penjualan sekitar 60.000 unit, sementara BEV hanya 43.000 unit. Namun, di kuartal pertama 2025, tren berbalik: BEV terjual sekitar 24.000 unit, sedangkan hybrid hanya 18.500 unit.

Baca Juga  HSC Tawarkan Promo Gede Untuk Pembelian Mobil Honda Selama Januari

Menurut Riyanto, salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergeseran ini adalah kebijakan insentif pemerintah yang lebih menguntungkan mobil BEV. Insentif untuk mobil listrik penuh dianggap lebih menarik dibandingkan hybrid, sehingga mendorong konsumen untuk beralih. “Penelitian kami menunjukkan bahwa insentif BEV sangat berdampak pada peningkatan penjualan. Ada kecenderungan substitusi langsung dari mesin pembakaran konvensional ke BEV,” ujarnya.

Pemerintah memang memberikan berbagai stimulus untuk mendorong adopsi BEV, mulai dari PPN DTP 10% untuk mobil CKD, PPnBM DTP 15% untuk unit CBU dan CKD, hingga pembebasan bea masuk untuk mobil listrik impor. Sebaliknya, mobil hybrid hanya mendapatkan potongan PPnBM DTP sebesar 3%, sesuai PMK Nomor 12 Tahun 2025.

Baca Juga  Kuartal III-2022, Astra International Masih Kuasai Pasar Otomotif

Riyanto menambahkan bahwa penjualan bulanan pun menunjukkan tren yang konsisten. Pada April 2025, BEV mencatat 7.402 unit, jauh di atas hybrid yang hanya mencapai 4.498 unit. Bulan sebelumnya, Maret 2025, BEV juga unggul dengan 8.850 unit dibanding hybrid 5.136 unit. Februari 2025 pun tak jauh berbeda: BEV terjual 5.183 unit, hybrid hanya 4.598 unit.

“Secara rata-rata bulanan, penjualan BEV terus di atas hybrid. Ini menunjukkan preferensi konsumen yang semakin kuat pada mobil listrik penuh, terutama karena harganya lebih kompetitif berkat insentif yang besar,” tutup Riyanto.(raf)