Pemerintahan

Bapanas Dorong UMKM Bawang Probolinggo Perluas Pasar Ekspor 

JATIMPEDIA, Probolinggo – Deputi Penganekaragaman Konsumen dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andriko Noto Susanto mendorong UMKM Bawang Hunay yang memproduksi bawang goreng di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur untuk memperluas pasar ekspor dan meningkatkan produksinya.

Kunjungan kerja Bapanas ke CV Dua Putri Sholehah itu disambut Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo Taufik Alami di Desa Tegalrejo, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jumat.

“Sebelumnya produksi bawang goreng Hunay hanya 10 kg per hari, namun kini telah mampu mencapai 400 kg per hari. Bahkan, produk tersebut telah dipasarkan hingga ke Jepang, Singapura dan Dubai,” kata Andriko di Kabupaten Probolinggo.

Kunjungan itu juga bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi pemanfaatan bantuan peralatan usaha yang diberikan pada tahun 2024 kepada UMKM Bawang Hunay.

Baca Juga  Gubernur Bersama DPRD Jatim Sepakati 4 Raperda

“Kami ingin UMKM seperti Hunay itu terus didorong naik kelas. Kami bantu peralatannya supaya kapasitas produksinya meningkat. Kalau produksi meningkat, maka kualitas stabil dan pemasarannya luas, itu akan berdampak langsung pada ekonomi masyarakat,” katanya.

Menurutnya penting kolaborasi dan jaringan antar-pelaku UMKM seperti yang dilakukan oleh Bawang Hunay untuk memenuhi permintaan pasar yang besar dan memastikan kontinuitas pasokan produk.

Sehingga dengan membentuk kelompok usaha atau koperasi, maka UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing di pasar global.

“Saat permintaan meningkat dan satu pelaku usaha tak mampu memenuhinya sendiri, maka sinergi dengan UMKM lain menjadi kunci. UMKM tidak perlu bersaing, tapi bersinergi. Kalau Hunay kewalahan memenuhi permintaan bisa menggandeng UMKM lain, sehingga kami dorong untuk kolaborasi, bukan kompetisi,” tuturnya.

Baca Juga  Hadiri Kajian Ramadhan PW Muhammadiyah Jatim, Gubernur Khofifah : Menjadikan _Baldah Thayyibah_ adalah Tugas Kita Bersama

Andriko menjelaskan bahwa keberhasilan CV Dua Putri Sholehah menjadi contoh konkret hasil kolaborasi antara pemerintah pusat, Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Probolinggo, sehingga sinergi terlihat nyata di lapangan, bukan hanya di atas kertas.

“Bukan hanya pusat, tapi kabupaten dan provinsi ikut mendukung. Itu bukan cerita di balik meja, tapi benar-benar terlihat di lapangan. Pelaku usahanya semangat dan hasilnya jelas bisa ekspor ke luar negeri,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya hilirisasi produk pertanian seperti bawang merah yang menjadi bahan baku utama Bawang Hunay karena tanpa pengolahan, bawang merah hanya bisa bertahan sebentar dan berisiko merugi saat harga jatuh.

“Di Hunay, bawang merah dibeli dengan harga wajar, diolah menjadi bawang goreng, lalu dikemas dengan baik dan bisa disimpan sampai dua tahun. Itu solusi cerdas yang menguntungkan petani dan pelaku industri,” ujarnya.

Baca Juga  Peringatan Sumpah Pemuda ke-96, Pj. Gubernur Adhy Tegaskan Pentingnya Partisipasi Pemuda untuk Pembangunan

Sementara Owner Hunay CV Dua Putri Sholehah Nurul Khotimah mengatakan, peralatan yang diperbantukan dari Bapanas sudah dipakai 90 persen dan sesuai harapan agar bisa meningkatkan kapasitas produksi, menstabilkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk.

“Deputi Bapanas memberikan masukan soal meja sortasi. Kami catat dan tindaklanjuti, terutama untuk pasar ekspor, termasuk standar operasional pengupasan bawang akan menjadi prioritas peningkatan kualitas berikutnya agar produk Hunay benar-benar siap menembus pasar ekspor secara berkelanjutan,” katanya. (sat)