Pertamina Gandeng Hyundai Motor Group dan Pemprov Jabar Bangun Ekosistem Waste-to-Hydrogen di Bandung
JATIMEPDIA, Bandung – Pertamina, bersama Hyundai Motor Group dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, mengumumkan kolaborasi strategis untuk membangun ekosistem waste-to-hydrogen (W2H) di Bandung, Jawa Barat. Proyek ini bertujuan untuk mengonversi sampah menjadi hidrogen dengan cara yang ramah lingkungan, mendukung transisi energi bersih di Indonesia.
Penandatanganan kerja sama berlangsung di acara Global Hydrogen Ecosystem Summit and Convention di Jakarta Convention Center pada 15 April 2025, dengan dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, dan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi.
Proyek ini akan dimulai dengan pemanfaatan gas biomethane yang dihasilkan dari TPA Sarimukti, Bandung, yang selanjutnya akan diubah menjadi hidrogen di Stasiun CNG milik Pertamina. Proyek ini diperkirakan dapat beroperasi pada tahun 2027 dan menjadi solusi berkelanjutan untuk masalah sampah dan pengelolaan energi.
A. Salyadi D Saputra, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Baru Pertamina, menjelaskan bahwa pemanfaatan biogas dari TPA Sarimukti akan diproses menjadi hidrogen bersih yang dapat digunakan untuk mendukung sistem transportasi berbasis hidrogen. “Kerja sama ini menunjukkan komitmen kami untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 melalui teknologi rendah karbon dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Salyadi.
Hyundai Motor Group akan mendukung proyek ini dengan menghadirkan teknologi modular reforming dan stasiun pengisian hidrogen, sekaligus mengembangkan kendaraan hidrogen di Indonesia sebagai bagian dari inisiatif global mereka.
Sumasna, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat, menyatakan bahwa pengelolaan sampah menjadi isu utama di Jawa Barat. Ia berharap proyek ini dapat memberikan solusi bagi masalah lingkungan sekaligus mendorong penerapan teknologi bersih dan berkelanjutan. “Kami berharap inovasi ini tidak hanya mengatasi masalah sampah, tetapi juga bisa menjadi model bagi daerah lain yang menghadapi masalah serupa,” ujarnya.
Melalui kolaborasi ini, ketiga pihak berencana mengembangkan berbagai proyek yang berfokus pada pengurangan emisi, konversi sampah menjadi energi, dan pengembangan ekosistem kendaraan berbasis hidrogen. Proyek ini juga mendukung pencapaian Roadmap Hidrogen dan Amonia Nasional (RHAN) Indonesia.
Dalam jangka panjang, proyek ini berpotensi membuka pasar hidrogen di Indonesia dan mempercepat pemanfaatan energi bersih, yang sejalan dengan upaya berkelanjutan Pertamina dalam menciptakan keberlanjutan. Proyek ini juga melibatkan tiga subholding Pertamina, yakni Pertamina Power Indonesia, PGN, dan Pertamina Patra Niaga.(raf)