Otomotif

Prospek Penjualan Mobil di 2025: Pemulihan Bertahap di Tengah Tantangan Ekonomi

JATIMPEDIA, Jakarta – Industri otomotif nasional diperkirakan akan mengalami pemulihan secara bertahap sepanjang 2025, meskipun masih menghadapi berbagai tantangan. Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Jongkie Sugiarto, mengungkapkan bahwa penjualan kendaraan roda empat di tahun ini diprediksi berada di kisaran 800 ribu hingga 900 ribu unit. Hal ini didasarkan pada realisasi penjualan ritel sepanjang 2024 yang tercatat sebanyak 889.680 unit, mengalami penurunan 10,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie Sugiarto kepada Kompas, Sabtu 8 Maret 2025, menyatakan lonjakan signifikan dalam penjualan mobil tidak akan langsung terjadi dalam waktu dekat, termasuk pada momentum Hari Raya Idul Fitri, mengingat tren penjualan kendaraan selama Ramadhan dan Idul Fitri cenderung stabil dari tahun ke tahun.

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang, menambahkan bahwa bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2025 masih menjadi periode yang menantang bagi industri otomotif. Hal ini disebabkan oleh jumlah hari kerja yang lebih sedikit serta pergeseran pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan Lebaran. Secara historis, penjualan kendaraan cenderung mengalami perlambatan selama bulan puasa, meskipun terdapat potensi pemulihan pasca-Lebaran. Namun, dalam jangka menengah, berbagai kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan penjualan kendaraan, terutama di segmen mobil penumpang dan kendaraan komersial ringan yang banyak digunakan untuk perjalanan jauh maupun keperluan bisnis.

Baca Juga  Pemerintah AS Larang Penjualan dan Impor Kendaraan dengan Teknologi dari negara yang dianggap beresiko

Beberapa kebijakan strategis yang dapat mendukung pemulihan sektor otomotif antara lain pencairan tunjangan hari raya (THR) aparatur sipil negara (ASN) lebih awal serta pemberian diskon tarif tol sebesar 20 persen di sejumlah ruas utama guna meningkatkan mobilitas selama musim mudik. Selain itu, pemerintah juga telah menerapkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10 persen bagi kendaraan listrik berbasis baterai (EV) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen, serta 5 persen untuk kendaraan listrik dengan TKDN 20-40 persen. Mobil hibrida yang memenuhi kriteria kendaraan rendah emisi juga mendapat keringanan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Bus listrik dengan TKDN minimal 20 persen turut memperoleh insentif PPN DTP sebesar 5 persen.

Baca Juga  Pasar Mobil Listrik RI Makin Ketat, BYD Kuasai Peringkat Teratas di Maret 2025

Selain insentif fiskal, perbaikan infrastruktur serta kebijakan moneter yang lebih longgar juga berpotensi mendukung pertumbuhan industri otomotif. Jika tren suku bunga global dan domestik terus menurun, maka biaya pembiayaan kendaraan melalui kredit bisa semakin terjangkau, sehingga daya beli masyarakat dapat meningkat. Namun, di sisi lain, harga kendaraan yang masih relatif tinggi serta kebijakan kredit yang lebih ketat bisa menjadi kendala dalam percepatan pemulihan industri otomotif.

Sementara itu, pasar mobil bekas diperkirakan akan tetap bertumbuh di tahun ini. PT Autopedia Sukses Lestari Tbk, melalui platform ritel omnichannel Caroline.id, optimistis terhadap peningkatan permintaan mobil bekas menjelang Lebaran 2025. Hingga September 2024, volume lelang mobil bekas meningkat 33,1 persen secara tahunan menjadi 92.172 unit, sementara pendapatan dari bisnis lelang naik 37,6 persen menjadi Rp199,04 miliar. Caroline.id juga mencatat peningkatan penjualan mobil bekas sebesar 18,3 persen secara tahunan, dengan total penjualan lebih dari 2.400 unit dalam sembilan bulan pertama 2024. Hal ini berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan perusahaan sebesar 35 persen secara tahunan menjadi Rp416,76 miliar.

Baca Juga  Toyota Luncurkan New Fortuner 2.8 GR Sport 4x4 with TSS Flagship Model, Ini Keunggulan

Untuk mendukung ekspansi bisnis, Caroline.id mengalokasikan belanja modal sebesar Rp20 miliar hingga Rp30 miliar di tahun ini, termasuk pembukaan cabang showroom ke-17 yang ditargetkan beroperasi pada triwulan kedua 2025. Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan PT Mandiri Utama Finance (MUF) dalam penyelenggaraan Mobil Bekas Expo (MOBEX) MUF X CAROLINE.ID pada 7-16 Maret 2025 di Caroline.id Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten.

Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari, Jany Candra, menyatakan komitmennya dalam memperkuat ekosistem bisnis mobil bekas di Indonesia, dengan menghadirkan pilihan kendaraan berkualitas serta layanan yang transparan dan terpercaya. Hingga akhir 2024, perusahaan menargetkan pangsa pasar bisnis lelang mobil bekas di atas 40 persen. Dengan terus meningkatnya volume lelang mobil bekas dan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, Caroline.id optimistis dapat meraih kinerja yang lebih baik pada tahun ini.(raf)