Dispertan Nganjuk Imbau Peternak Waspada terhadap Ancaman PMK

JATIMPEDIA, Nganjuk  – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Nganjuk mengeluarkan imbauan kepada peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang mengancam hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, kuda, dan rusa. Penyakit ini sangat menular dan disebabkan oleh virus yang menyerang mulut serta kaki hewan ternak.

“PMK adalah penyakit menular yang menyerang hewan berkuku belah. Virus ini menyebabkan luka pada mulut dan kaki, mengurangi nafsu makan, hingga berpotensi mematikan,” ujar Veteriner Dispertan Nganjuk, drh. Neneng Susanti, Rabu (15/1/2025).

Penularan PMK dapat terjadi melalui kontak langsung antarhewan, udara, atau peralatan, pakaian, dan kendaraan yang terkontaminasi. Peternak yang bersentuhan langsung dengan hewan terinfeksi juga berisiko menyebarkan penyakit.

Baca Juga  Luncurkan Layanan Konsultasi Ekspor, Pusat Kurasi dan Galeri Indag, Pj. Gubernur Adhy Optimistis Makin Banyak Produk UKM Jatim Tembus Pasar Dunia

Gejala PMK meliputi luka pada mulut, lidah, dan gusi, disertai lendir berlebihan dan air liur yang menyebabkan nafsu makan hewan menurun. Jika air liur menginfeksi kuku, hewan dapat mengalami luka pada kaki hingga pincang.

Dispertan menekankan pentingnya tindakan preventif, termasuk menjaga kebersihan kandang dan lingkungan ternak secara rutin. “Kebersihan kandang yang terjaga dapat mencegah penularan. Gejala awal biasanya muncul dalam 3-4 hari, jadi peternak harus sigap,” kata Neneng.

Peternak juga diminta segera menghubungi dokter atau mantri hewan jika mendapati gejala awal PMK. Hewan yang sakit memerlukan perawatan intensif, termasuk pemberian makan secara manual bila kesulitan makan. Vaksinasi juga menjadi langkah penting untuk mencegah penularan, dengan hewan yang sudah divaksin menunjukkan gejala lebih ringan.

Baca Juga  Hadiri HDDAP, Plh Gubernur Bobby Yakini Akan Tingkatkan Kesejahteraan Petani Hortikultura Jatim

Neneng menambahkan, wabah PMK di Nganjuk kembali muncul pada Oktober 2024 dengan 25 kasus, sempat menurun menjadi tiga kasus pada November, namun melonjak drastis hingga 300 kasus pada minggu kedua Januari 2025.

Dengan tren peningkatan ini, Dispertan berharap peternak lebih aktif dalam melaporkan kasus dan menerapkan langkah pencegahan agar wabah PMK dapat segera diatasi.(raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *