Namun, tantangan besar berupa anomali iklim ekstrem menyebabkan penurunan kualitas dan produktivitas giling tebu pada musim 2024. Untuk mengatasi kendala ini, SGN menerapkan berbagai program inisiatif demi mendukung Asta Cita Presiden Prabowo dalam mencapai swasembada gula konsumsi pada 2028 sesuai Perpres No. 40 Tahun 2023.
Program Inisiatif Strategis SGN
SGN meluncurkan sejumlah langkah strategis, antara lain:
- Kerja Sama Operasional (KSO): Pengelolaan lahan tebu bersama PTPN I untuk meningkatkan mutu dan produktivitas.
- Peningkatan Produktivitas Ratoon: Perbaikan tanaman tebu petani dan penyediaan benih unggul hingga 2029.
- Peningkatan Rendemen: Penataan varietas unggul dengan proporsi benih matang awal, tengah, dan akhir sebesar 30%:40%:30%.
- Digitalisasi Ekosistem Tebu: Peluncuran aplikasi ETERA untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.
- Inkubasi Agripreneur Tebu: Program pelatihan dan pengembangan petani tebu muda, dengan seleksi batch pertama di Sragen, Madiun, dan Kediri.
Target Produksi 2025
Untuk 2025, SGN menargetkan giling 13,5 juta ton tebu dari 187 ribu hektar lahan, termasuk 59,574 hektar lahan KSO dengan PTPN I. Program peningkatan produktivitas (P8T dan P10T) diterapkan sebagai pilot project di Jawa Timur untuk mencapai target rendemen gula sebesar 8,1 ton per hektar pada 2028.
SGN juga menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk memberikan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kluster bagi petani tebu, tanpa batasan platform pinjaman seperti sebelumnya, demi mengatasi kesulitan permodalan petani.
Komitmen dan Transformasi
SGN mendukung transformasi operasional melalui peluncuran empat varietas unggulan PS Nusantara 081–084 oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Dengan kombinasi teknologi semi-mekanisasi dan program strategis, SGN optimis mewujudkan swasembada gula konsumsi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani tebu sebagai bagian integral dari visi ketahanan pangan Indonesia.(eka)