Industri Otomotif Indonesia Tumbuh Pesat di Tengah Tantangan Global

JATIMPEDIA, Jakarta – Industri otomotif Indonesia, baik kendaraan bermotor (KBM) roda dua maupun roda empat, tetap menunjukkan angka pertumbuhan yang luar biasa meskipun menghadapi situasi global yang penuh tantangan. Sepanjang periode Januari hingga Oktober 2024, industri KBM roda dua mencatatkan produksi sebanyak 5,8 juta unit, penjualan 5,4 juta unit, dan ekspor 458 unit. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, produksi mencapai 996 ribu unit, penjualan 710 ribu unit, dengan ekspor CBU sebanyak 390 ribu unit dan impor CBU sebanyak 80 ribu unit. Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyebutkan bahwa angka ini setara dengan pertumbuhan sebesar 6,7 persen dibandingkan tahun 2023.

Untuk mendukung komitmen global Indonesia terhadap net zero emission (NZE), pemerintah menargetkan penurunan emisi hingga 43,2 persen sesuai kesepakatan internasional. Berbagai insentif telah disiapkan, termasuk penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), bea masuk 0 persen, dan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk kendaraan listrik. Faisol menjelaskan bahwa regulasi ini dirancang untuk mendorong investasi dan mempercepat transisi menuju energi bersih, serta mencapai target emisi melalui strategi multiple pathway approach.

Kemenperin juga mengeluarkan Permenperin Nomor 36 tahun 2021, yang memberikan insentif pengurangan pajak barang mewah bagi kendaraan dengan emisi karbon rendah, serta mengharuskan penggunaan komponen lokal dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu. Faisol menambahkan bahwa meski komponen lokal beberapa produk kendaraan sudah mencapai hampir 40 persen, Kemenperin terus mendorong produsen untuk memperbesar komponen lokal.

Baca Juga  BI Kediri Siapkan Uang Tunai Lebaran Rp5,2 Triliun

Pemerintah juga telah menetapkan target nilai TKDN yang lebih tinggi, mulai dari 40 persen hingga 2026, 60 persen pada 2029, dan 80 persen pada 2030, untuk mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Faisol berharap hal ini akan membawa dampak positif terhadap perekonomian nasional dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.

Faisol juga menyoroti pentingnya mendukung industri otomotif lokal, terutama pabrik-pabrik besar yang mendukung rantai pasok industri kecil dan menengah. Jika industri ini tidak dilindungi, dapat menimbulkan masalah industrial yang cukup panjang. Selain itu, Faisol memperkirakan dalam lima tahun ke depan pasar otomotif Indonesia akan didominasi oleh kendaraan listrik.

Rachmat Kaimuddin, Ketua Satgas Transisi Energi Nasional, mengungkapkan bahwa negara-negara tetangga seperti Thailand sudah mempersiapkan peralihan menuju kendaraan listrik. Menurut Rachmat, penurunan penjualan kendaraan konvensional sejak 2017 menunjukkan bahwa transisi ke kendaraan listrik adalah langkah yang tidak terhindarkan. Pemerintah Indonesia, khususnya Kemenperin, berperan penting untuk memastikan kendaraan listrik yang masuk ke pasar Indonesia memiliki kualitas yang baik.(raf)

Baca Juga  Pemkot Kediri Tebar 35 Ribu Bibit Ikan di Kali Brantas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *