Pelindo Marine Optimalisasi Lahan Kering di Bangkalan

JATIMPEDIA, Bangkalan – PT Pelindo Marine Service atau Pelindo Marine mengoptimalisasi lahan kering di Desa Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, dengan membangun jaringan pipa distribusi sumber air tawar agar dapat dimanfaatkan kembali sebagai bidang pertanian yang subur.

Koordinator Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN Fahrudin berharap jaringan pipa yang kini telah selesai dibangun itu, dapat memberikan dampak berkelanjutan termasuk dalam hal pendapatan bagi para petani.

“Program TJSL Pelindo Marine ini dikembangkan secara multidimensional. Berawal dari dukungan bidang lingkungan,” katanya, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

Fahrudin menjelaskan dukungan Pelindo itu berawal dari dukungan bidang lingkungan, yakni membangun sumur sebagai solusi atas lahan kering yang kemudian berkembang meningkatkan hasil produksi pertanian hingga mereka mulai berdagang untuk manfaat ekonomi.

Baca Juga  Keseruan Pj. Gubernur Jatim dan Pj. Gubernur Lampung Nikmati Wisata Tandem Paralayang di Kota Batu

Departemen Head Program TJSL Pelindo Febrianto Zenny Sulistyo mengatakan pertimbangan untuk meningkatkan dampak dan skala kebermanfaatan tersebut membuat Pelindo melanjutkan dukungan pada proyek Sumber Air Berkah dengan pemasangan jaringan perpipaan.

Kini dengan adanya Sumber Air Berkah, lahan menjadi lebih produktif karena distribusi air meluas dari semula hanya mengairi sekitar 2 hektare lahan menjadi berpotensi mengairi hingga 7 sampai 10 hektare lahan.

Langkah tersebut juga meningkatkan jumlah petani penerima manfaat, yakni dari semula tak kurang dari 20 petani kini menjadi sekitar 50 hingga 75 petani.

“Semakin banyak petani yang terlibat membuat beban biaya dan tenaga pengoperasian menjadi lebih ringan, karena dikelola dengan sistem gotong royong,” ujarnya.

Baca Juga  Siapkan 50 Unit Baru, Dishub Surabaya Tambah Rute Feeder WiraWiri

Alfarobi Hasan, perwakilan warga desa, menuturkan telah banyak perkembangan pada lahan kering, karena semula hanya ditanami setahun sekali dan sisanya hanya menjadi tempat bermain untuk menerbangkan burung dara.

Dengan adanya Sumber Air Berkah, dari semula panen padi hanya setahun sekali sekarang bisa dua hingga tiga kali per tahun untuk panen padi dan saat ini sedang dicoba untuk ditanami komoditas jagung.

“Adanya surplus hasil panen telah membuka mata petani bahwa hasil produksi bisa menjadi barang ekonomi untuk menambah penghasilan keluarga dan harapannya dapat membantu biaya pendidikan anak,” katanya pula.(eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *