Pj Gubernur Jatim Panen Raya Padi Varietas BK 01 Agritan di Situbondo
JATIMPEDIA, Situbondo – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono panen raya padi lahan persawahan di Desa Demung Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo pada Senin (26/8).
Dalam panen raya ini, Pj. Gubernur Adhy didampingi Bupati Situbondo beserta Forkopimda Kabupaten Situbondo, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo.
Pj. Gubernur Adhy menyambut positif panen raya kali ini. Menurutnya, padi varietas unggul BK Situbondo 01 Agritan menjadi bukti bahwa varietas ini memiliki banyak keunggulan yang dinilai akan menjadi solusi bagi permasalahan ketahanan pangan dan ancaman krisis pangan dunia.
“Kata yang paling tepat adalah benih padi BK Situbondo 01 dan 02 Agritan solusi bagi petani, solusi bagi masyarakat, solusi bagi negara dan bangsa untuk mengatasi masalah ketahanan pangan,” ujarnya saat sambutan.
Panen raya padi pada program Perluasan Areal tanam (PAT) pada lahan seluas 40 hektare (ha) ini menurut Adhy merupakan wujud komitmen dalam mendukung kebijakan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan di wilayahnya. Caranya adalah dengan mengkombinasikan benih padi varietas ini dengan program pompanisasi yang digulirkan Kementerian Pertanian RI.
“Kali ini kami melaksanakan panen raya padi BK Situbondo 01 pada Program Perluasan Areal Tanam (PAT) di Kabupaten Situbondo, tujuannya untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan serta untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri,” katanya.
Varietas unggul ini, lanjutnya, adalah bagian dari terobosan baru dalam pengembangan teknologi produksi padi. Karena varietas ini memiliki potensi hasil sampai dengan 8,84 ton/ha dengan tekstur pulen, tahan terhadap wereng batang cokelat serta terhadap beberapa penyakit seperti hawar daun dan penyakit blas (serangan jamur).
Lebih lanjut, Adhy menyebut keunggulan lain pada varietas BK adalah memiliki umur pendek yaitu sekitar 75-80 hari setelah semai dan bisa disebut dengan varietas super. Varietas ini sangat dibutuhkan untuk dapat mendorong peningkatan indeks pertanaman padi.
“Kami mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Situbondo yang telah melakukan terobosan pengembangan teknologi produksi padi,” ungkapnya.
“Penggunaan inovasi teknologi dalam budidaya memiliki peran sangat penting dalam mewujudkan stabilitas produksi pangan,” imbuh Adhy.
Adhy berharap varietas ini dapat dikembangkan di daerah lain di Jatim. Sehingga mempertahankan predikat Jatim sebagai lumbung pangan nasional. Hingga kini, Jatim masih mampu mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di Inddonesia selama empat tahun berturut- turut dari tahun 2020 – 2023. Jawa Timur berkontribusi sebesar 17,99 persen terhadap produksi padi nasional.
“Capaian produksi padi Jawa Timur di tahun 2023 mencapai 9,7 juta ton-gkg atau setara dengan beras sebesar 5,6 juta ton,” terangnya.
Adhy menilai peningkatan jumlah produksi padi yang dihasilkan dari pemilihan varietas disertai penerapan teknologi lainnya diyakini dapat berkontribusi meningkatkan produktivitas dan mutu hasil padi. Karenanya, ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat perlu ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan lapangan dan mudah diakses petani.
“Inovasi di berbagai sektor memang wajib dilakukan untuk dapat menjawab tantangan-tantangan masa kini,” katanya.
Adhy menuturkan di tahun 2024 ini banyak tantangan yang harus dihadapi sektor pertanian salah satunya yaitu dampak perubahan iklim el nino. Perubahan tersebut berdampak pada pola tanam dan pola produksi pertanian sehingga memerlukan perhatian dan _treatment_ khusus sebagai upaya antisipasi dan mitigasinya.
“Program pompanisasi dari kementerian pertanian dilakukan untuk menyediakan air dan mengairi lahan di luar irigasi reguler dengan menggunakan pompa, dapat mewujudkan perluasan areal tanam, percepatan tanam padi, dan meningkatkan produksi padi di Jawa Timur,” ungkapnya.
Selain itu, penggunaan benih varietas genjah seperti BK 01 agritan yang berumur pendek tentu sangat dibutuhkan untuk peningkatan produksi padi melalui pompanisasi agar dapat meningkatkan indeks pertanaman. Dengan upaya tersebut, ia meyakini Jatim akan dapat mempertahankan posisinya sebagai lumbung pangan nasional.
“Kita butuh adanya kesamaan persepsi, keterpaduan teknologi dan sinkronisasi dari unsur pemerintah, stakeholder di bidang pertanian, dan tentunya dari unsur petani,” ucapnya.
Adhy juga menuturkan bahwa masih banyak tantangan lain yang harus dihadapi dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. Oleh sebab itu, dirinya meminta kepada seluruh gabungan kelompok tani, penyuluh pertanian, Dinas Pertanian dan stakeholder sektor pertanian untuk bersama-sama berupaya mengembangkan varietas unggulan asal Kabupaten Situbondo ini.
“Bisa mengembangkan hasil karya ini menjadi lebih besar lagi, dan kita pastikan bahwa seluruh komponen yang ada di provinsi untuk bisa membantu pengembangan bibit dan juga penelitian berikutnya untuk bisa lebih maju lagi,” tuturnya.
Ke depan varietas unggulan ini diharapkan bisa semakin berkembang dan bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi bangsa dan negara tetapi juga meningkatkan kesejahteraan bagi para petani. Dengan semangat terbarukan ia mengajak semua pihak khususnya yang bergerak di sektor pertanian menuju kedaulatan pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri demi mewujudkan swasembada pangan.
“Mari kita bersama-sama membangun sektor pertanian di Jawa Timur menjadi lebih baik, ” pungkasnya. (Sat)