6 Ekor Komodo Hasil Kembangbiak TSI dan PT Smelting Kini Siap Kawin
JATIMPEDIA, Manggarai Barat – Enam ekor komodo hasil pengembangbiakan yang dilakukan PT Smelting bersama Taman Safari Indonesia (TSI) telah dilepasliarkan ke habitatnya di Taman Nasional Wae Wul NTT pada September 2023 lalu.
Nah pada 28 Juni 2024 lalu, sebagaimana diposting akun IG Smelting Peduli, PT Smelting dan Tim TSI melakukan pemantauan kondisi terkini dari Komodo pasca pelepasliaran.
Seperti apa kondisi para Komodo tersebut Apakah mereka mampu bertahan di alam liar?
Tim gabungen PT Smelting dan Taman Safari Indonesia Bogor dan KSDA Resort Riung melakukan trapping untuk pengukuran dan pengumpulan data Sekaligus pemantauan kondisi terkini dari komodo yang dilepasliarkan.
Komodo telah dipindahkan dari CA Wae Wuul ke Pulau tak berpenghuni di kawasan TWAL 17 Pulau.
Tim pun bertolak ke pulau kosong yang menjadi lokasi habitat asli Komodo tersebut dan melakukan pengukuran.
Setelah pengukuran satwa, tim pun melakukan pencarian sarang Komodo di lokasi tersebut untuk memastikan keberlanjutan satwa karena saat ini memasuki musim kawin Komodo.
Perlu diketahui, kondisi GPS dan tali pengaman masih dalam kondisi baik. Komodo terpantau ganti kulit dan mengalami perubahan warna dari cokelat terang ke gelap.
Yang menarik, salah satu Komodo ditemukan tidak lagi di lokasi pelepasliaran sebelumnya. Dari data GPS terakhir, Komodo Victor berenang 500 m, berjalan sekitar 5 km, dan berjalan dari pinggir pulau ke tempat pertemuan sekitar 1,5 km di salah satu desa di Pulau Riung.
Ini menguatkan prediksi para ilmuwan terkait kemampuan Komodo untuk berenang dalam jarak yang cukup jauh. 27 Juni 2024 tim berkunjung ke Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Nusa Tenggara Timur.
Dari hasil tersebut menunjukkan, kondisi komodo dalam keadaan baik dan mampu beradaptasi dengan lingkungan.
Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Smelting, Irjuniawan P Radjamin mengatakaan, pihaknya bersyukur satwa komodo hasil pengembangbiakan TSI dan Smelting kondisinya sehat dan sudah beradaptasi dengan dengan habitat aslinya. Ini sesuai harapan bersama bahwa 6 ekor komodo yang dilepasliarkan sudah mengenali habitatnya dan menjadi satwa liar yang dilindungi.
“Ini jadi bukti sinergi PTS dengan KLHK dan TSI berhasil mengembangbiakan satwa yang dilindungi. Juga sesuai keinginan bersama ikut melestarikan satwa Komodo di Indonesia,” ujar Irjuniawan.
Dikatakan, sebagai perusahaan di bidang pengolahan hasil tambang, PT Smelting menyadari pelestarian satwa langkak membutuhkan perhatian khusus.
“Sebab, Komodo menjadi salah satu satwa kebanggaan Indonesia, selain Elang jawa dan Harimau Sumatera,” ujarnya. (eka)