Airlangga Hartarto Resmikan Operasional Pabrik Smelter Freeport

JATIMPEDIA, Gresik – Menteri Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto meresmikan operasional pabrik pemurnian tembaga Smelter Freeport Indonesia. Peresmian ini menandai dimulainya produksi konsentrat tembaga PTFI di pabrik batu di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik di Java Industrial Integrated Port Estate (JIIPE) Manyar, Gresik Jawa Timur, Kamis (27/6).

Dalam sambutannya, Menko Airlangga mengaku bangga karena proyek Smelter PTFI di Gresik bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan oleh pemerintah.

Bahkan, Airlangga meyakini jika Smelter PTFI kedepan akan menjadi pabrik yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional ditengah penggunaan renewable energy (energi terbarukan) mulai menjadi trend dunia.

“Copper merupakan bagian dari perubahan energi kedepan. Jadi kita harus bangga proyek Extraordinary ini berhasil dalam kurun waktu yang sangat tepat. Ini sangat hebat,” tegas Menko Airlangga.

Dia menuturkan, pemerintah Indonesia sebenarnya sudah mulai membahas program hilirisasi nasional pada era tahun 2000-an silam. Baru pada tahun 2004 terbentuklah Undang-undang (UU) Minerba yang mengatur tentang hilirisasi.

Meski demikian, imbuh dia, aturan tersebut tidak bisa direalisasikan secara langsung karena berbagai kendala yang dihadapi oleh pemerintah. Nah, barulah saat presiden Joko Widodo dilantik Pemerintah secara tegas menjalankan produk UU Minerba sebagai salah satu strategi dalam penguatan perekonomian nasional.

Baca Juga  Smelter Freeport Optimis Pertengahan Agustus Mulai Produksi

“Proyek Smelter PTFI merupakan sebuah legacy dari Presiden Joko Widodo dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia dimata dunia serta mendorong pertumbuhan di dalam negeri. Kami berharap nanti bulan Agustus atau September proyek ini bisa diresmikan oleh pak presiden disaat kegiatan operasi dan produksi sudah berjalan,” imbuhnya.

Lebih lanjut Menko Airlangga mengungkapkan, beroprasinya Smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik ini akan mendorong hadirnya industri berbasis produk yang dihasilkan PTFI. Seperti industri baterai, kabel maupun power generation. Dirincikan, saat ini tercatat ada sejumlah industri yang telah melakukan kontruksi di KEK Gresik.

Di antaranya, PT Hailiyang Nova Mineral, PT Xinyi Solar Indonesia dan PT Ambercycle Advanced Materials Indonesia. Hadirnya industri baru di kota santri ini tentu tidak hanya berdampak besar pada tersedianya lapangan pekerjaan, melainkan juga memberikan kontribusi pendapatan kepada negara dan daerah maupun mendorong aktivitas pelaku usaha masyarakat lokal.

“Banyaknya industri baru yang membangun di Gresik juga harus kita manfaatkan sebagai penguatan aktivitas ekspor. Nantinya Smelter ini juga akan menghasilkan perak dan emas yang royaltinya menjadi pendapatan bagi negara. Dengan pertumbuhan ekspor ini diharapkan bisa membuat rupiah semakin stabil. Jadi penguatan dollar harus dimanfaatkan untuk penguatan ekspor,” Kata dia.

Baca Juga  Tinjau KEK Singhasari dan Kampus King’s College London, Pj. Gubernur Adhy Sebut KEK Singhasari Miliki Keunggulan Seluruh Layanan Digital Terintegrasi

Ditempat yang sama, Menteri Investasi RI, Bahlil Lahadalia mengungkapkan jika pembangunan proyek Smelter PTFI di Gresik merupakan perkara yang tidak gampang. Bahkan saat awal perencanaan muncul beragam dinamika agar proyek ini digeser ke Maluku Utara atau Papua. Namun pemerintah bersama PTFI melakukan berbagai kajian dan melihat dari beragamaspek sehingga diputuskan proyek ini dibangun di Gresik.

“Proyek ini sangat luar biasa, saat kita putuskan untuk dibangun ternyata Pandemi Covid 19 datang. Namun pemerintah dan manajemen bertekad untuk mewujudkan komitmen hilirisasi sehingga hari ini proyek bisa selesai. Saya ucapkan selamat kepada PTFI,” ungkap Bahlil.

 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diwakili Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswantono mengatakan Kementerian ESDM memonitor dan memantau pembangunan smelter Freeport.

“Dengan adanya peresmian operasi smelter Freeport di Gresik ini maka menandai dimulainya hilirisasi mineral yang merupakan arahan Bapak Presiden (Joko Widodo). Alhamdulillah Freeport,
Kabupaten Gresik, Pemprov Jatim ikut mendukung sehingga pembangunan smelter Freeport selesai tepat waktu dan ini menandai dimulainya hilirisasi mineral di negara kita,” kata Bambang.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan pembangunan smelter baru ini merupakan komitmen PT Freeport Indonesia mendukung kebijakan hilirisasi mineral tembaga yang dicanangkan pemerintah.

Baca Juga  Pemprov Jatim Optimis Beroperasinya Smelter Freeport di Gresik Akan Percepat Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Ia mengatakan tembaga kedepannya akan sangat dibutuhkan oleh dunia. Negara lain sedang berlomba dalam transisi energi, akan membutuhkan tembaga yang sangat banyak.

“Apa yang dicanangkan Pak Presiden dalam IUPK untuk membangun satu smelter baru lagi adalah intuisi yang tepat. Permintaan tembaga dunia akan meningkat terus, mempercepat pembentukan ekosistem electric vehicle, mempercepat Indonesia emas,” katanya.

Peresmian operasi smelter PTFI berlangsung di depan area Tangki Asam Sulfat. Ditandai dengan penekanan tombol sirine dimulainya operasi smelter yang dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti.

Turut hadir dalam acara ini Pj. Gubernur Jawa Timur yang diwakili Pj. Sekdaprov Jawa
Timur Bobby Soemiarsono, serta Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.

Untuk diketahui, smelter baru PTFI mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton. Selain menghasilkan katoda tembaga, smelter juga menghasilkan lumpur anoda yang selanjutnya dimurnikan di Precious Metal Refinery (PMR) menjadi emas dan perak
batangan, serta Platinum Group Metals (PGM).

Hingga akhir Mei 2024, investasi PTFI untuk pembangunan smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia ini telah mencapai 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp58 triliun. (eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *