Intiland Raup Penjualan Rp232,6 Miliar di Kuartal I

JATIMPEDIA, Jakarta – Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland) membukukan marketing sales sebesar Rp232,6 miliar pada kuartal I-2024, menurun 3,1% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp240,1 miliar.

Kontributor utama berasal dari penjualan di segmen rumah tapak senilai Rp117,8 miliar, yang sebagian besar berasal dari penjualan unit rumah di Serenia Hills, Talaga Bestari, Virya Semanan, Magnolia Residence, dan Tierra.

Segmen mixed-use & high-rise mencatatkan marketing sales sebesar Rp32,6 miliar, yang terutama berasal dari hasil penjualan stok siap jual proyek-proyek high-rise di Jakarta dan Surabaya. Sementara segmen pengembangan kawasan industri membukukan marketing sales Rp82,2 miliar yang berasal dari penjualan kavling industri di Batang Industrial Park dan gudang di Aeropolis Technopark, Tangerang.

“Kami berusaha mengejar target marketing sales tahun ini, khususnya dari penjualan unit-unit siap pakai di proyek-proyek perumahan maupun apartemen di Jakarta, Tangerang, dan Surabaya,” ujar Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono melalui keterangan tertulis hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, Kamis (30/5/2024).

Baca Juga  Telkomsel dengan Tencent Cloud Gandeng MCASH, Eksplorasi Teknologi Pemindaian dan Verifikasi Telapak Tangan

Sementara, pendapatan usaha Perseroan per kuartal I-2024 sebesar Rp710,9 miliar, turun sebesar 53,9 persen dari Rp1,54 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Pendapatan pengembangan (development income) memberikan kontribusi sebesar Rp508,7 miliar atau 71,6 persen dari total pendapatan usaha Perseroan. Adapun pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang diperoleh dari segmen properti investasi memberikan kontribusi Rp202,2 miliar atau 28,4 persen dari total pendapatan usaha Perseroan.

Sementara itu untuk kinerja perseroan pada 2023, Archied mengungkapkan relatif membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Perseroan membukukan pendapatan usaha Rp3,9 triliun, naik Rp758,1 miliar atau 24 persen dibandingkan tahun 2022.

Pendapatan pengembangan (development income) memberikan kontribusi Rp3,1 triliun atau 80,3 persen dari keseluruhan dan melonjak 29 persen dibandingkan tahun 2022. Sementara pendapatan berkelanjutan (recurring income) memberikan kontribusi Rp771 miliar atau 19,7 persen dari keseluruhan. Segmen ini mencetak kenaikan 7 persen dibandingkan tahun 2022.

Baca Juga  BNI-Garuda Tawarkan Promo Menarik, Ini Ketentuanya

Dalam RUPS Tahunan, pemegang saham Perseroan juga menyetujui penggunaan laba bersih untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023 senilai Rp 174,1 miliar. Dari perolehan laba bersih tersebut, sebesar Rp2 miliar digunakan sebagai dana cadangan wajib Perseroan serta sisa laba bersih sebesar Rp172,1 miliar akan dicatat sebagai saldo laba.

Perseroan memaknai tahun 2023 sebagai momentum penting pulihnya kembali sektor properti nasional. Meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan industri, Perseroan terus berinovasi dan berupaya untuk meningkatkan kinerja usaha.

Archied menyebut tantangan yang harus dihadapi di tahun 2024 masih cukup berat. Namun Intiland akan terus berupaya mencari solusi terbaik untuk menjaga tren pertumbuhan usaha secara jangka panjang.

Baca Juga  Kolaborasi Intiland dan Bank Maspion Jaring Inovator Muda

“Kami terus berupaya meningkatkan kinerja, mencapai target-target pertumbuhan, maupun meningkatkan penjualan. Kemungkian tidak mudah, tapi kami percaya mampu mengeksekusi strategi-strategi terbaik untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan,” kata Archied.

Perseroan memproyeksikan pasar properti tahun 2024 akan berangsur-angsur membaik di tengah berbagai tantangan. Masih tingginya tingkat kebutuhan properti masyarakat, khususnya produk hunian menjadi ceruk potensial bagi pertumbuhan sektor properti.

“Tahun ini kami akan fokus pada upaya peningkatan penjualan, khususnya terhadap unit-unit stok dan inventori di setiap proyek. Peluncuran proyek-proyek baru tetap menjadi salah satu opsi strategi pertumbuhan, asalkan dijalankan secara hati-hati dan mempertimbangkan daya serap pasar,” ujar Archied.

Program kampanye pemasaran yang diselenggarakan dari bulan Mei hingga Juni 2024 ini memberikan berbagai penawaran menarik bagi konsumen. Peluncuran program ini juga untuk mendorong masyarakat memanfaatkan insentif kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). (raf)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *