PLN IP Siapkan Berbagai Strategi Pengembangan EBT
JATIMPEDIA, Jakarta – PT PLN Indonesia Power (IP) tidak hanya memikirkan pemenuhan listrik saat ini tetapi termasuk listrik masa depan. Korporasi juga telah menyiapkan berbagai strategi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk memenuhi kebutuhan listrik 35 tahun ke depan.
“Periode 35 tahun dari sekarang beban akan sangat tinggi, jadi kami perlu melihat energi baru terbarukan yang mungkin tersedia di Indonesia,” kata Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya di Jakarta, Senin (06/5).
Menurut Edwin, dengan mempertimbangkan berbagai hal, pengembangan EBT yang disiapkan PLN IP saat ini memang belum cocok diterapkan. Dengan begitu, penerapannya ke depan seiring dengan perkembangan teknologi, sehingga bisa realistis digunakan.
“Saat ini, kami sudah mulai mengenalkan EBT hidro, panas bumi, nuklir dan cofiring amonia. Namun, ini belum dapat digunakan sekarang, karena akan berdampak pada kenaikan biaya listrik. Jadi, kami menunggu kematangan teknologi dan kemudian kami akan menggunakannya untuk menekan emisi karbon,” papar Edwin.
Ia juga mengungkapkan, bahwa sebagai langkah awal dalam mencapai target net zero emission, PLN Indonesia Power telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023.
Menurut dia, dalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema strategic partnership.
“Melalui inisiatif ini kita genjot pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021–2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW,” kata Edwin.
PLN IP, lanjut dia, akan mengakselerasi pembangunan PLTS yang ada di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW dan target proses pembangunan hingga commercial operation date (COD) lebih cepat dari yang pernah dilakukan.
“Pembangunan pembangkit tersebut dengan proses paralel antara lain praseleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan,” tukasnya.
Lebih jauh Edwin mengatakan, bahwa persiapan pemenuhan kebutuhan listrik Indonesia pada masa depan dengan beragam jenis sumber EBT itu guna mendukung target Indonesia menuju net zero emission dan pertumbuhan ekonomi ke depan.
Meski untuk menuju net zero emission bukan hal yang mudah, namun sebagai Subholding PT PLN (Persero), PLN IP akan berupaya keras untuk mencapainya.
“PLN sudah dan terus berupaya keras untuk membuat solusi strategi energi terbaik untuk transisi energi,” tutup Edwin.(raf)