Selama Ramadan, Permintaan Tepung Terigu di Jatim Meningkat

JATIMPEDIA, Surabaya – Saat Ramadan permintaan akan olahan makanan hingga kue kering turut mendongkrak permintaan tepung terigu di Jawa Timur (Jatim).

Permintaan tepung terigu saat bulan Ramadan diperkirakan meningkat dikisaran 8 hingga 10 persen dibandingkan bulan-bulan biasa.

Eastern Area Sales PT PT Indofood Sukses Makmur Divisi Bogasari, Julius Ronadi menuturkan, salah satu faktor pemicu meningkatkan permintaan tepung terigu khususnya di Pulau Jawa adalah karena meningkatnya permintaan makanan berbahan tepung terigu, seperti gorengan, kue kering, dan lain sebagainya.

“Selain itu banyaknya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang asalnya dari Jawa dan tersebar di luar pulau kembali mudik selama bulan Ramadan untuk berlebaran di kampung halaman juga turut memicunya,” kata Julius.

Baca Juga  SMPN 2 Beji Pasuruan Gelar Outing Class Pemilahan dan Pengolahan Sampah di Kampung Edukasi Sampah Sebagai Bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Peningkatan permintaan tepung terigu ini sudah terasa sejak awal bulan Ramadan.

“Apalagi saat Ramadan begini banyak sekali UMKM yang mulai memproduksi kue kering dan gorengan, ini menjadi contributor utama peningkatan permintaan tepung terigu,” jelasnya.

Untuk volume penjualan tepung terigu, khususnya di Jatim bisa mencapai 25.000 ton tepung terigu per bulannya saat Ramadan.

Angka ini mengalami peningkatan 8-10 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Pada bulan sebelumnya penjualan tepung terigu di Bogasari sekitar 23.000 ton, jadi ada kenaikkan 2.000 ton saat bulan Ramadan,” terangnya.

Untuk wilayah yang mengalami lonjakan permintaan tepung terigu di Jatim merata di seluruh kota di Jatim.

Namun yang lonjakannya cukup tinggi yakni di daerah yang banyak sentra UMKM. “Seperti kota Surabaya, Sidoarjo, Malang, Kediri, dan Jember,” ujar Julius.

Baca Juga  KWB Ramadhan Festival Libatkan Puluhan UMKM Kota Batu

Berdasarkan catatan Bogasari, konsumen tepung terigu terbesar adalah UMKM. Rinciannya market UMKM mencapai 70 Persen, 15 persen industri dan 15 persen rumah tangga.

“Kita tahu UMKM menjadi penyumbang yang besar dalam perputaran ekonomi di Indonesia. Termasuk di sektor makanan dan minuman yang cukup berkontribusi pada penjualan tepung Bogasari,” pungkasnya. (eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *