PT BSI Tingkatkan Eksplorasi Lanjutan Tambang Tembaga Bawah Tanah
Surabaya, JP – PT Bumi Suksesindo atau PT BSI, anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk, terus meningkatkan eksplorasi lanjutan, salah satunya dengan pengembangan proyek tambang tembaga (TB) Underground mining atau penambangan bawah tanah.
Proyek ini diyakini akan menjadi masa depan BSI dan Merdeka karena dari kajian yang telah dilakukan, cadangan porfiri di Tujuh Bukit terhitung masif, sumber daya bijih yang tereka mencapai 1,9 miliar ton dan mengandung 8,7 juta ton tembaga serta 28 juta ons emas.
“Untuk kandungan tambang bawah tanah di Tujuh Bukit itu sendiri diperkirakan setara dengan sisa kandungan batu hijau di Sumbawa Barat dan Freeport, dan kita perkirakan masa tambang tembaga bawah tanah ini bisa sekitar 20 – 40 tahun,” ujar Corporate Communications – Communication Affairs Merdeka Copper Gold, Tom Malik saat media gathering BSI di Surabaya, Senin (31/10/2022) malam.
Dia mengatakan, sejak 2019 BSI telah membuat terowongan underground di bawah tambang emas Tujuh Bukit dan saat ini sudah mencapai 2 km panjangnya terowongan. Melalui terowongan ini, perusahaan mengambil sampel batuan untuk dianalisis. Kedalaman pengeboran mencapai 1.000 meter.
“Ini masih kita lakukan pengeboran karena itu cukup dalam. Tahun depan kita juga masih melakukan itu, dan masih terus dilakukan berbagai macam studi, termasuk studi teknologi karena kan secara teknis tambang bawah tanah tidak sederhana,” jelasnya.
Dia mengatakan, proses pengembangan tambang tembaga bawah tanah ini juga tidak sebentar, bergantung pada kompleksitas dari kandungannya. Sebagai contoh untuk tambang emas Tujuh Bukit diperlukan waktu 10-12 tahun dari studi, eksplorasi awal sampai akhirnya beroperasi.Â
Tom menambahkan, untuk saat ini BSI juga masih terus melakukan aktivitas tambang emas dengan target produksi emas tahun ini sebesar 124.000 Oz. Hingga semester I/2022, produksi emas sudah mencapai 69.783 Oz.
“Produksi emas di Bukit Tujuh tahun ini diperkirakan masih sama jumlahnya dengan tahun lalu. Meskipun stagnan tapi ini termasuk masih cukup bagus karena bagaimanapun namanya tambang, lama-lama hasilnya akan menurun,” ujarnya.
Direktur BSI, Boyke P. Abidin menambahkan TB Tujuh Bukit memiliki deposit porfiri tembaga – emas skala besar sehingga TB Copper akan menjadi salah satu proyek tambang bawah tanah terbesar di Indonesia.
“Total potensi sumber daya mineral yang ada di sana mencapai 1,78 miliar ton sehingga ini menjadikannya proyek berskala global,” katanya.
Pada tahun 2019, BSI mencatat produksi emas mencapai 223.042 Oz dengan jumlah penjualan US$312 juta dan EBITDA US$201 juta. Kemudian pada 2020 telah memproduksi emas sebanyak 157.175 Oz dengan nilai penjulan US$317 juta, dan EBITDA US$176 juta.
“Pada 2021, produksi emas BSI tercatat mencapai 124.730 Oz, dengan nilai penjualan US$218 juta dan EBITDA US$147 juta. Sedangkan di semester I/2022 tercatat sebanyak 69.783 Oz dengan penjualan US$147 juta, dan EBITDA US$129 juta,” pungkasnya. (sat)