Sinergi Pemkab Gresik dan Pemkot Surabaya Atasi Kemacetan dan Layanan Kesehatan
Gresik, JP – Pemerintah Kabupaten Gresik hari ini, Rabu (26/10) melakukan kunjungan dalam rangka studi banding ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Dalam agenda kali ini, Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani mengajak Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rahman, para Asisten I, II dan III, Direktur Utama RSUD Ibnu Sina serta sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemkab Gresik.
Kepala OPD yang diboyong oleh Bupati Gresik di antaranya Kadinkes, Kadishub, Kadis Pertanian, Kadis PUTR, Bappeda, Inspektorat, Lingkungan Hidup dan BPPKAD.
Studi banding yang dilakukan Pemkab Gresik tersebut guna membahas sejumlah hal. Diantaranya rencana kerjasama terkait Universal Health Coverage (UHC). Diketahui bahwa wilayah Surabaya Raya (Gresik, Surabaya dan Sidoarjo) merupakan satu kesatuan dan memiliki komitmen yang sama untuk kepentingan masyarakat.
Dalam paparannya, Gus Yani sapaan Bupati Gresik mengatakan bahwa pelayanan kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Dengan adanya kebijakan terkait dengan UHC, maka masyarakat memperoleh jaminan kesehatan yang layak dan gratis. Di Kabupaten Gresik sendiri, pelayanan kesehatan berbasis UHC sudah terlaksana mulai bulan Oktober kemarin. Dan rencananya akan ada kerjasama di wilayah Surabaya Raya.
“Dengan terwujudnya kerjasama UHC ini nantinya masyarakat akan mendapat jaminan dan pelayanan kesehatan secara gratis di ketiga wilayah Surabaya Raya tersebut. Jadi warga Gresik yang berobat ke Surabaya bisa berobat secara gratis, begitupun sebaliknya. Tinggal kita menunggu skema dan mekanisme yang akan dijalankan dengan melibatkan Dinkes serta BPJS untuk membahas hal ini,” kata Gus Yani.
Dalam pertemuan tersebut juga membahas terkait upaya mengatasi kemacetan dengan kolaborasi antara pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Kabupaten Gresik. Gus Yani menyebut bahwa salah satu upaya mengatasi kemacetan adalah dengan menyediakan moda transportasi terpadu yang terintegrasi dengan Surabaya.
“Kemacetan juga menjadi persoalan social dan perlu adanya penanganan. Salah satu yang menjadi factor adalah jumlah kendaraan bermotor milik pribadi. Kedepan, dengan hadirnya moda transportasi terpadu diharapkan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dan beralih ke mode transpotasi terpadu,” kata Gus Yani.
Moda transportasi terpadu ini diharapkan mampu mengatur arus penumpang sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. Masyarakat dapat bepergian sesuai dengan daerah tujuan dengan menggunakan transportasi massal dan bersifat estafet. “Sehingga Gresik dan Surabaya dapat terkoneksi dengan hadirnya moda transportasi terpadu ini,” ujar Gus Yani.
Kendati demikian, perlu adanya kajian yang matang sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan mengurangi kemacetan di Kabupaten Gresik. (*)