Kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya sekolah menumbuhkan kesadaran sejak dini dalam pengelolaan lingkungan, khususnya dalam memilah dan pengolah sampah sejak dari awal.
Retno Mulyo selaku Kader Lingkungan Kampung Edukasi Sampah menjelaskan pembelajaran tersebut dilakukan berbagai aktifitas di antaranya pemilahan sampah menjadi tiga jenis, yaitu organik, anorganik dan barang berbahaya dan beracun (B3).
“Selanjutnya tentang pengelolaan sampah yaitu dengan mengubah sampah menjadi kompos dengan metode komposter takakura, komposter aerob dan sumur resapan serta melakukan pemanfaatan sampah organik dan anorganik menggunakan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) yaitu upaya untuk mengurangi, menggunakan ulang dan mendaur ulang,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan praktik pembuatan kreasi daur ulang. Tak hanya itu, para siswa juga diajak dan dikenalkan keliling lokasi Kampung Edukasi Sampah di antaranya manajemen bank sampah, pemanfaatan perpustakaan digital, sistem kerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), cara kerja panel surya yang dimanfaatkan sebagai penerangan dan pompa hidroponik.
“l”Para siswa juga diajak melihat cara pembudidayaan perikanan, pembudidayaan sayuran hidroponik, pengenalan mesin pencacah plastik, perlengkapan pengomposan seperti mesin pencacah ranting, komposter takakura, komposter aerob dan sumur resapan, juga pemanfataan lahan terbatas dengan vertical garden,” ujarnya.
Inna Nur Anisjak selaku Koordinator projek 3R dan guru IPA pendamping SMPN 3 Porong di sela-sela mendampingi ratusan siswa mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah bagian dari kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila dengan tema gaya hidup berkelanjutan.
Nur Anisjak mengatakan bahwa sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Sidoarjo tahun 2018 dan Provinsi Jawa Timur tahun 2022, pihak SMPN 3 Porong ingin mengajak siswa siswi turut serta mengurangi volume sampah bila perlu mencapai zero waste di Kabupaten Sidoarjo.
“Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para kader lingkungan Kampung Edukasi Sampah yang telah telaten dan sabar mendampingi serta membimbing anak-anak kami dalam edukasi cara praktek pemilahan dan pengolahan sampah,” ujar Nur.
Terpisah Edi Priyanto yang juga Pegiat Lingkungan Kampung Edukasi Sampah mengatakan bahwa mengajarkan anak dengan mengelola sampah menjadi salah satu cara yang efektif dalam mengajar anak untuk turut peduli lingkungan. Selain membuang sampah pada tempatnya, anak harus diajarkan untuk membuang sampah sesuai dengan jenisnya.
“Kami dapat mengajarkan anak dengan berbagai jenis sampah dan bagaimana cara membuang atau mengelolanya. Sehingga cara yang paling efektif adalah dengan mengajak anak ikut terlibat langsung dalam praktek mengelola sampah,” Kata Edi.
Ia menambahkan, pada saat mengajak anak memilah sampah, jangan lupa menjelaskan kenapa sampah harus dipilah dan diolah, dikenalkan berbagai jenis sampah.
“Selain itu juga dijelaskan dampak negatifnya seperti menimbulkan penyakit, menyebabkan banjir, mencemari lingkungan, dan juga perlu dijelaskan berbagai cara sederhana bagaimana anak bisa mengelolanya,” katanya. (rin)