Wapres Ma’ruf Amin Siap Rancang Solusi Pemasaran SBW

Gresik,JP – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin bertemu dengan para pedagang sarang burung walet di PT Husein Alam Indah, Kecamatan Sidayu, Kab. Gresik pada Jumat (30/9).

Untuk diketahui, PT. Husein Alam Indah adalah salah satu industri pengelolaan Sarang Burung Walet (SBW). Dimana industri ini mendapatkan pasokan SBW dari para peternak dan pengusaha SBW yang berbasis UMKM.

Dalam kesempatan ini, para peternak dan pedagang walet mengungkapkan keluh kesah dalam pemasaran SBW. Dimana, para pengekspor SBW kesulitan untuk menembus pasar di Tiongkok. Hal tersebut dikarenakan rijitnya persyaratan yang diwajibkan untuk bisa menembus pasar di Tiongkok.

Padahal Indonesia adalah produsen SBW terbesar di dunia. Sebab, 80% SBW adalah hasil produksi Indonesia. Dimana 30-40% pengusaha walet di dalamnya berasal dari Jatim. Lebih lanjut, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, produksi walet di Indonesia per tahunnya mencapai 1.500 ton. Sedangkan yang bisa masuk pasar Tiongkok secara direct hanya 360 ton. Sementara sisanya, bisa masuk pasar Tiongkok namun harus lewat negara lain.

Baca Juga  Pemprov Jatim Terima 1.000 Paket Sembako dari Apindo

Melihat problema tersebut, Wapres Ma’ruf mengatakan bahwa permasalahan itu telah dibahas dalam Rapat Terbatas (Ratas) Kabinet bersama Presiden RI Joko Widodo. Sebab, menurut Presiden Jokowi SBW adalah salah satu komoditi yang memiliki nilai besar dan dapat mensejaterahkan masyarakat.

“Oleh karena itu pemerintah mengambil berbagai kebijakan untuk memperluas pasar kemudian memberikan bimbingan teknis dan mendorong upaya agar permodalan bisa diberikan melalui berbagai hal,” jelas Wapres Ma’ruf.

Dirinya kemudian juga mendengar beberapa sebab yang membuat sulitnya SBW produksi Indonesia ke pasar Tiongkok adalah berbedanya khasiat. Namun, pada dialog ini, dirinya menemukan bahwa bukan khasiatnya yang menjadi patokan.

“Memang untuk harga SBW yang potensial itu di RRC saja. Namun memang persyaratan-persyaratan yang tadi saya dengar sulit. Sehingga yang bisa masuk itu hanya yang memiliki kualifikasi tertentu dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Bahkan, banyak juga tidak bisa masuk saya tanya itu karena memang khasiatnya berbeda. Tetapi ternyata itu bukan soal khasiat, melainkan adanya perbedaan warna,” ujarnya menjelaskan.

Baca Juga  BKSDA Jatim Apresiasi Upaya KBS Tambah Populasi Gajah

Untuk diketahui, di Indonesia hanyak 30 perusahaan yang bisa menembus pasar tiongkok. Ini berbanding jauh dengan negara tetangga Malaysia yang telah memiliki 60 perusahaan yang mampu menembus pasar Tiongkok.

“Inilah yang menjadi fokus perhatian pemerintah yakni untuk memajukan industri Walet di Indonesia. Baik dalam pengelolaan pengolahan maupun dalam arti pemasaran. Kita akan bantu dengan pemikiran strategis untuk cari jalan keluarnya,” kata Ma’ruf.

Sosok yang pernah menjadi Ketua MUI ini kemudian menyampaikan pula bahwa sebagai negara yang memiliki kekayaan komoditi walet ini, masyarakat tidak bisa membiarkan adanya lahan tidur.

“Jangan sampai ada lahan tidur, jangan sampai ada masyarakat yang nganggur agar negara dan masyarakat makmur. Maka optimalisasi komoditi walet yang di Indonesia melimpah ini menjadi penting,” tandasnya

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang mendampingi mengungkapkan bahwa Pemprov Jatim selalu siap memberikan pendampingan termasuk juga memberikan kemudahan akses dan perizinan.

Baca Juga  Cegah Virus MPox, Bandara Soetta Dipasangi Thermal Scanner

“Dimana tadi saya sempat dengarkan ada pengusaha walet yang berbasis UMKM. Disinilah peran pemerintah daerah untuk memberikan penguatan,”

“Dengan mudahnya akses perizinan seperti NIB dan kelengkapan legalitas, maka para pengekspor akan bisa menjangkau para pengusaha walet berbasis UMKM yang sangat banyak di Jatim,”

Tidak sampai disitu saja, sebagai wilayah yang memilihi fasilitas penunjang, Export Center milik Kementrian Perdagangan RI, Jatim juga siap membantu para pelaku UMKM untuk mengakses market pasar.

“Kita punya banyak program salah satunya Rumah Kurasi yang bisa menunjang penguatan akses pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Ini berlaku untuk semua produk UMKM. Jadi tidak perlu khawatir,”

“Namun mengingat problem pemasaran SBW juga menjangkau ranah high level. Kami sangat berharap akan adanya solusi yang tepat untuk menangani hal tersebut,” pungkasnya. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *