Otomotif

Tujuh Produsen Mobil Listrik akan Bangun Pabrik di Indonesia

JATIMPEDIA, Jakarta – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan terdapat tujuh perusahaan produsen mobil listrik (electric vehicle/EV), yang minat untuk membangun pabrik dan berproduksi di Indonesia.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan, dari tujuh perusahaan yang dimaksud, beberapa diantaranya sudah berkomitmen dan tengah membangun konstruksi pabrik.

Terkait 7 produsen mobil listrik yang memiliki minat untuk membangun pabriknya di Indonesia, yakni BYD, Citroen, Aion, Gili, Maxus, Volkswagen, dan VinFast. Adapun nilai investasi untuk pembangunan pabrik mobil listrik ini mencapai Rp 15,4 triliun, dengan kapasitas produksi mencapai 281.000 unit per tahun.

“Sudah ada 7 produsen kendaraan listrik yang menyatakan pemindahan investasinya dan sudah mulai melakukan konstruksi dengan nilai total Rp 15,4 triliun,” beber Rosan di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Baca Juga  Mazda Catat Penjualan 243 Unit di IIMS 2025, Optimis Sambut Tahun Baru

Kepala BKPM mengungkapkan, minat investasi itu tak terlepas dari angka penjualan kendaraan listrik di Indonesia terus mengalami tren peningkatan dari waktu ke waktu. Penjualan kendaraan listrik pada 2024 meningkat 151%.

Seiring tren penjualan itu, Rosan mengungkapkan sudah selayaknya Indonesia memiliki pabrik kendaraan listrik di dalam negeri. Ini akan mel dan membangun ekosistem kendaraan listrik yang berkesinambungan dari hulu hingga hilir.

“Memang pertumbuhan ini sangat-sangat signifikan. Dan bagaimana kita harus memperkuat ekosistem kita, karena kita tidak ingin menjadi market saja,” ungkap Rosan.

Di samping itu, kinerja realisasi investasi di Indonesia khususnya ekosistem kendaraan listrik, terus mengalami tren peningkatan. Pemikatnya adalah Indonesia yang telah berkomitmen untuk mencapai net-zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Baca Juga  Penjualan Mobil di Oktober Tertinggi Selama 2024

Indonesia juga memiliki potensi sumber daya alam untuk baterai kendaraan listrik, yang jumlahnya sangat besar, baik itu komoditas nikel maupun bauksit. Hal ini tentu jadi pertimbangan kuat para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

“Kita ketahui Indonesia ini sudah commit kepada dunia secara eksternal maupun internal ingin mencapai net zero emisi pada tahun 2060 atau lebih cepat dibandingkan tahun 2060 dan kita sudah commit itu,” tandas Rosan.(raf)