TPS Sosialisasikan Uji Coba Terminal Booking System (TBS) untuk Dukung Efisiensi Logistik Nasional
JATIMPEDIA, Surabaya – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), anak perusahaan Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), menggelar sosialisasi uji coba Terminal Booking System (TBS) kepada para pengguna jasa dan sejumlah asosiasi terkait. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta partisipasi aktif para stakeholder dalam implementasi sistem baru yang mendukung kelancaran arus logistik nasional.
Sosialisasi yang dilaksanakan di Java Meeting Room TPS, pada Kamis (3/7), dihadiri oleh perwakilan dari ALFI, GPEI, GINSI, ORGANDA, APTRINDO, dan LOGINDO. Kehadiran berbagai asosiasi ini mencerminkan keterlibatan langsung pelanggan dalam proses transformasi layanan terminal.
TBS merupakan sistem penjadwalan kedatangan truk berbasis time slot, yang dirancang untuk mengatur arus kendaraan menuju terminal secara lebih merata dan terkendali. Dengan sistem ini, antrean truk pada jam-jam padat dapat dikurangi, waktu layanan dipercepat, dan efisiensi biaya logistik ditingkatkan secara keseluruhan.
Implementasi TBS diharapkan mampu menurunkan Truck Round Time (TRT) — waktu tunggu layanan bongkar muat truk dari gate in hingga gate out — sehingga berdampak langsung pada kelancaran operasional dan efisiensi pengelolaan armada oleh pelaku usaha logistik.
Penerapan TBS ini merupakan bagian dari komitmen TPS dalam menghadirkan terminal modern yang andal dan berorientasi pada kepuasan pelanggan. Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak turut menyatakan dukungannya atas implementasi sistem tersebut.
Kepala Bidang Lalu Lintas, Angkutan Laut dan Kepelabuhanan KSOP Utama Tanjung Perak, Nanang Afandi, SE., MM., menyampaikan apresiasi atas inisiatif TPS dalam menjawab kebutuhan sistem pengaturan kendaraan yang lebih efisien.
“Sambutan TPS terhadap penerapan TBS sangat positif. Kami juga mengimbau pelaku usaha logistik untuk menyesuaikan jam operasionalnya dengan layanan terminal 24/7, guna mendukung efisiensi logistik dan distribusi rantai pasok nasional,” tegasnya.
Direktur Operasi TPS, Noor Budiwan, menambahkan bahwa TBS akan membantu menciptakan ritme layanan yang lebih terencana dan terukur.
“Penerapan TBS adalah bagian penting dari konsep terminal modern. Sistem ini memungkinkan pola kedatangan truk lebih merata dan tidak terkonsentrasi di waktu padat seperti pukul 16.00–24.00. Dampaknya langsung terasa pada kecepatan layanan dan kenyamanan pengguna jasa,” jelasnya.
Uji coba TBS dijadwalkan dimulai pada Senin, 7 Juli 2025 pukul 09.00 WIB, dengan penyesuaian durasi time slot dari semula 8 jam menjadi 4 jam. Uji coba ini menjadi tahap familiarisasi bersama seluruh stakeholder, termasuk adaptasi operasional pelaku logistik dan penyediaan kanal komunikasi seperti helpdesk untuk mengatasi potensi kendala.
Dukungan terhadap sistem ini juga disampaikan oleh para pimpinan asosiasi pengguna jasa. Ketua DPW ALFI Jawa Timur, Sebastian Wibisono, menyatakan:
“TBS adalah sistem yang patut kita dukung bersama, karena tujuannya jelas: meningkatkan efisiensi dan kecepatan layanan logistik.”
Senada dengan itu, Ketua DPC APTRINDO Surabaya, Wayan Sumadita, menyebut:
“TBS merupakan langkah maju yang memberikan banyak manfaat bagi kami sebagai pelaku usaha angkutan barang.”
Ketua Klub LOGINDO Jatim, Christin Adni Susilowati, turut menambahkan:
“Kami menyambut baik sistem ini karena diyakini dapat mengurangi antrean, mempercepat proses di terminal, dan pada akhirnya mendukung efisiensi operasional pelabuhan.”
Sebagai bentuk komitmen terhadap kualitas layanan, TPS menyediakan kanal pengaduan selama masa uji coba TBS melalui:
Telepon: (031) 320 2020
Email: cs@tps.co.id
Sebagai pengelola terminal peti kemas internasional dan domestik, TPS terus berinovasi dalam peningkatan layanan. Sepanjang tahun 2024, arus peti kemas TPS mencapai 1.584.774 TEUs, dan hingga semester I 2025 tercatat 768.518 TEUs. TPS juga terus mempertahankan dominasinya di pasar internasional dengan pangsa pasar sebesar 83% di Pelabuhan Tanjung Perak. (eka)