Tol Kediri-Tulungagung Molor, Gudang Garam Sebut Ini Penyebabnya
JATIMPEDIA, Kediri – PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) buka suara soal proyek infrastruktur mereka Jalan Tol Kediri-Tulungagung yang kemungkinan akan molor dari target awal.
Menurut Direktur Gudang Garam Istata T. Siddharta, pembangunan proyek jalan tol Kediri-Tulungagung saat ini sedang dalam proses, meskipun penyelesaiannya diprediksi bisa molor. Konstruksi Jalan Tol Kediri-Tulungagung ini sendiri dimulai pada kuartal II/2024 dan ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal III/2025.
“Memang ada keterlambatan di situ buat pelaksanaan konstruksi dan penyelesaiannya. Itu memang sedikit menjadi masalah buat kami karena akan meleset beberapa tahun dari target penyelesaiannya,” kata Istata, dikutip Sabtu (13/9/2025).
Jalan tol Kediri-Tulungagung merupakan salah satu proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) atas prakarsa badan usaha (unsolicited). Tol sepanjang 44,17 kilometer (km) ini membutuhkan investasi Rp9,92 triliun. Pembangunan tol yang diprakarsai oleh GGRM ini memiliki masa konsesi selama 50 tahun.
Adapun, badan usaha jalan tol (BUJT) yang bakal mengelola nantinya adalah PT Surya Sapta Agung Tol. Jalan tol Kediri-Tulungagung sepanjang 44,17 km ini terdiri atas akses Bandara Dhoho di Kediri sepanjang 6,82 km, dan main road sepanjang 37,35 km termasuk jalan akses.
Seperti diketahui, Bandara Dhoho juga menjadi portofolio infrastruktur perseroan di luar bisnis inti mereka. GGRM mengendalikan Bandara Dhoho lewat anak usaha PT Surya Dhoho Investama (SDHI).
Istata mengatakan, saat ini pihaknya sedang berupaya untuk meningkatkan volume penerbangan di sana, meskipun dia mengakui bahwa untuk membangun infrastruktur berskala besar seperti ini butuh waktu lama untuk berkembang.
“Saat ini kami sedang berproses juga untuk memproses bandara ini sesuai dengan perizinan menjadi kualifikasi internasional, dan dari situ kita akan coba buat untuk menghidupkan bandara ini dalam beberapa tahun ke depan supaya dia tetap hidup dan bisa berkembang,” pungkasnya.
Adapun, dua portofolio GGRM ini secara konsolidasi memberikan kontribusi segmen pendapatan konstruksi sebesar Rp245,33 miliar sepanjang semester I/2025. Namun, kontribusi segmen ini tercatat nihil di semester I/2024.
Istata menegaskan, bisnis inti GGRM sampai hari ini masih sama, namun tetap berkomitmen menyelesaikan proyek infrastruktur. “Gudang Garam sampai hari ini rokok. Kami akan tetap konsisten buat melanjutkan proyek [tol dan bandara] tersebut,” pungkasnya. (cin)