Konservasi Mangrove Binaan PT Smelting di Pesisir Ujung Pangkah Diapresiasi Masyarakat
Gresik, JP – TNI AD melalui Kodim 0817 Gresik mengapresiasi upaya PT Smelting dalam mengembangkan konservasi Mangrove di psisisir Pantai Utara, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik.
Hal itu disampaikan Komandan Kodim 0817 Gresik Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar saat berkunjung ke kawasan Konservasi Mangrove PT Smelting di Desa Pangkah Kulon, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik, Senin (24/10). Dandim diundang manajemen PT Smelting melihat konservasi mangrove.
Jajaran manajemen yang hadir di antaranya Hideya Sato, Presdir, Irjuniawan P Radjamin, Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis, Koji Takahasi, EVP Direktur, Masayuki Kawasaki, Direktur Teknik.
Dandim menambahkan, langkah PT Smelting patut menjadi inspirasi bagi industri lainnya dalam membantuk penyelamatan ekosistem lingkungan hidup, khususnya di sepanjang pesisir utara Kabupaten Gresik.
“Kita lihat sendiri kondisi mangrove di Ujung Pangkah ini cukup bagus, subur, terlindungi dan menjadi habitat banyak satwa. Tidak hanya ikan yang menguntungkan nelayan, namun juga satwa lain. Ada 11 jenis burung yang tinggal di konservasi mangrove PT Smelting. Ini akan kami dukung untuk melindungi dan mengamankan konservasi ini. Kami akan mengajak industri lainnya di Gresik untuk bersama-sama mengembangkan konservasi mangrove di Pesisir Gresik. karena upaya ini sejalan dengan arahan Kasad dalam membantu menjaga ekosistem lingkungan hidup,” kata Letkol Ahmad Saleh Rahanar.
Dandim mengimbau kepada semua industri yang ada di Kabupaten Gresik melalui Forkopimda untuk berlomba-lomba menjalankan program CSR ligkungan hidup seperti yang dijalankan oleh PT Smelting.
Di tempat yang sama Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis Irjuniawan P Radjamin mengamini pernyataan Dandim 0817 Gresik. Menurutnya PT Smelting mengembangkan konservasi sejak 2014. Sebelumnya di lahan 5 hektar di pesisir ini hamparan pantai yang berlumpur.
Pesisir tersebut, kata Irjuniawan, mulai terkikis abrasi laut hingga mengancam kawasan pemukiman nelayan. Selanjutnya melalui program konservasi yang diinisiasi PT Smelting bersama warga Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujung Pangkah, pihaknya menanam mangrove dan mengajak nelayan serta kelompok masyarakat pengawas (Pokmawas) Pangkah Kulon, pimpinan M Robbach.
Ditambahkan, sejak 2014 hingga kini sudah ada 50 ribu tanaman mangrove kami kembangkan di konservasi mangrove. Yang tadinya gersang dan terancam abrasi, kini sudah terlihat. Konservasi menjadi hutan dan menjadi habitat bagi ekosistem lingkungan hidup bagi aneka satwa burung dan ikan.
“Bahkan pada musim tertentu, konservasi yang kami kembangkan ini menjadi tempat transit bagi burung pelikan asal Australia yang bermigrasi ke Asia. Jadi ketika Australia musim dingin, burung pelikan ini bermigrasi ke Asia yang musimnya hangat. Burung pelikan ini memilih konservasi mangrove Pangkah Kulon sebagai tempat shelter atau transit sebelum melanjutkan perjalanan ke Asia,” kata Wawan, panggilan akrab Irjuniawan P Radjamin.
Dikatakan, pihaknya terus mengembangkan kawasan konservasi mangrove di Ujung Pangkah ini. Ini sudah menjadi filosofi perusahaan yang mengembalikan kebaikan alam ke bumi lagi.
“Konservasi mangrove ini tetap kami lanjutkan secara berkesinambungan bersama masyarakat khususnya para nelayan dan Pokmawas Pangkah Kulon ini. Harapan kami balai konservasi mangrove membawa manfaat bagi pelestarian lingkungan hidup serta membawa dampak ekonomi yang positif bagi warga sekitar,” jelas Wawan.
Di tempat yang sama, Kades Pangkah Kulon M Fauron mengakui, sejak kawasan konservasi mangrove tumbuh subur, warganya kini tidak kesulitan mencari ikan. Kemudian warganya juga tidak khawatir lagi kawasannya tidak tergerus abrasi laut.
“Harapan kami kegiatan yang dilakukan PT Smelting bisa terus dikembangkan dan ditingkatkan. Terima kasih PT Smelting yang telah membantu warga Pangkah Kulon dengan mengembangkan kawasan konservasi mangrove,” pungkas Fauron. (
Gresik, TNI AD melalui Kodim 0817 Gresik mengapresiasi upaya PT Smelting dalam mengembangkan konservasi Mangrove di psisisir Pantai Utara, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik.
Hal itu disampaikan Komandan Kodim 0817 Gresik Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar saat berkunjung ke Konservasi Mangrove PT Smelting di Desa Pangkah Kulon, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik, Senin (24/10). Dandim diundang Manajemen PT Smelting melihat konservasi mangrove.
Jajaran manajemen yang hadir di antaranya Hideya Sato, Presdir, Irjuniawan P Radjamin, Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis, Koji Takahasi, EVP Direktur, Masayuki Kawasaki, Direktur Teknik.
Dandim menambahkan, langkah PT Smelting patut menjadi inspirasi bagi industri lainnya dalam membentuk penyelematan ekosistem lingkungan hidup, khususnya di sepanjang pesisir utara Kabupaten Gresik.
“Kita lihat sendiri kondisi mangrove di Ujung Pangkah ini cukup bagus, subur, terlindungi dan menjadi habitat banyak satwa. Tidak hanya ikan yang menguntungkan nelayan, namun juga satwa lain. Ada 11 jenis burung yang tinggal di konservasi mangrove PT Smelting. Ini akan kami dukung untuk melindungi dan mengamankan konservasi ini. Kami akan mengajak industri lainnya di Gresik untuk bersama-sama mengembangkan konservasi mangrove di Pesisir Gresik. karena upaya ini sejalan dengan arahan Kasad dalam membantu menjaga ekosistem lingkungan hidup,” kata Letkol Ahmad Saleh Rahanar.
Dandim mengimbau kepada semua industri yang ada di Kabupaten Gresik melalui Forkopimda untuk berlomba-lomba menjalankan program CSR ligkungan hidup seperti yang dijalankan oleh PT Smelting.
Di tempat yang sama Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis Irjuniawan P Radjamin mengamini pernyataan Dandim 0817 Gresik. Menurutnya PT Smelting mengembangkan penanaman mangrove sejak 2014. Sebelumnya di lahan 5 hektar di pesisir ini hamparan pantai yang berlumpur.
Pesisir tersebut, kata Irjuniawan, mulai terkikis abrasi laut hingga mengancam kawasan pemukiman nelayan. Selanjutnya melalui program konservasi yang diinisiasi PT Smelting bersama warga Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujung Pangkah, pihaknya menanam mangrove dan mengajak nelayan serta kelompok masyarakat pengawas (Pokmawas) Pangkah Kulon, pimpinan M Robbach.
Ditambahkan, sejak 2014 hingga kini sudah ada 50 ribu tanaman mangrove kami kembangkan di konservasi mangrove. Yang tadinya gersang dan terancam abrasi, kini sudah terlihat. Konservasi menjadi hutan dan menjadi habitat bagi ekosistem lingkungan hidup bagi aneka satwa burung dan ikan, kepiting, dan satwa air lainnya.
“Bahkan pada musim tertentu, konservasi yang kami kembangkan ini menjadi tempat transit bagi burung – burung pelikan asal Australia yang bermigrasi ke Asia. Jadi ketika Australia musim dingin, burung ini bermigrasi ke Asia yang musimnya hangat. Burung pelikan ini memilih konservasi mangrove Pangkah Kulon sebagai tempat shelter atau transit sebelum melanjutkan perjalanan ke Asia,” kata Wawan, panggilan akrab Irjuniawan P Radjamin.
Dikatakan, pihaknya terus mengembangkan kawasan konservasi mangrove di Ujung Pangkah. Ini sudah menjadi filosofi perusahaan untuk setiap orang, masyarakat dan bumi, serta apa yang kami kelola dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, kami mengembalikan kebaikan alam ke bumi lagi melalui konservasi mangrove ini.
“Konservasi mangrove ini tetap kami lanjutkan secara berkesinambungan bersama masyarakat khususnya para nelayan dan Pokmawas Pangkah Kulon ini. Harapan kami konservasi mangrove membawa manfaat bagi pelestarian lingkungan hidup serta membawa dampak ekonomi yang positif bagi warga sekitar,” jelas Wawan.
Di tempat yang sama, Kades Pangkah Kulon M Fauron mengakui, sejak kawasan konservasi mangrove tumbuh subur, warganya kini tidak kesulitan mencari ikan. Kemudian warganya juga tidak khawatir lagi kawasannya tidak tergerus abrasi laut.
“Harapan kami kegiatan yang dilakukan PT Smelting bisa terus dikembangkan dan ditingkatkan. Terima kasih PT Smelting yang telah membantu warga Pangkah Kulon dengan mengembangkan kawasan konservasi mangrove,” pungkas Fauron. (eka)