THR Cair, BRI Bagi-bagi Dividen Senilai Rp51,73 Triliun
JATIMPEDIA, Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) pada Senin menyetujui pembagian dividen sebesar Rp51,73 triliun, meningkat dibandingkan dengan dividen yang dibayarkan pada tahun 2024 sebesar Rp48,10 triliun.
Sebelumnya pada 15 Januari 2025, BRI telah membagikan dividen interim sebesar Rp20,33 triliun atau Rp135 per lembar saham. Dengan demikian, sisa dividen yang akan dibayarkan adalah sebesar-besarnya Rp31,40 triliun.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa perhitungan pembayaran dividen telah mempertimbangkan berbagai aspek.
“Salah satunya adalah struktur modal perseroan yang kuat dan likuiditas yang cukup untuk ekspansi bisnis dan mitigasi risiko pengelolaan bank, termasuk CAR Perseroan yang diproyeksikan terjaga di atas 19 persen dalam jangka panjang,” jelas Hendy.
Dari total nilai dividen tunai tersebut, BRI menyetorkan dividen kepada negara Rp27,68 triliun (termasuk dividen interim yang telah dibagikan pada 15 Januari 2025 sebesar Rp10,88 triliun).
Sedangkan sisanya dibayarkan secara proporsional kepada setiap Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal pencatatan (recording date).
Adapun BRI mencatat laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp60,15 triliun untuk tahun buku 2024.
Selain pembagian dividen, RUPST BRI 2025 juga menyetujui rencana BRI untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan jumlah sebesar-besarnya Rp3 triliun.
Buyback dilakukan melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lama 12 (dua belas) bulan setelah tanggal RUPST.
Langkah buyback ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan mendukung program kepemilikan saham bagi karyawan.
RUPST BRI juga menyepakati agenda penting lainnya, yakni perombakan susunan komisaris dan direksi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pengangkatan Hery Gunardi sebagai direktur utama yang baru, menggantikan Sunarso yang sebelumnya mengisi posisi tersebut.
Sebelumnya, Hery menduduki jabatan sebagai Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Penetapan Hery sebagai Dirut BSI dilakukan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada RUPSLB pada 15 Desember 2020 dan efektif menjabat pada 1 Februari 2021.(cin)