Tekan Inflasi, Pemkab Gresik Sepakat Gelar Operasi Pasar

Gresik, JP – Pemerintah Kabupaten Gresik berupaya menahan laju inflasi dengan menjaga sektor ketahanan pangan agar tidak terjadi lonjakan harga serta tersedianya pasokan energi BBM. Salahsatu upaya yang segera dilakukan adalah dengan menggelar Operasi Pasar.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Gresik, Jum’at (02/9).

Aminatun Habibah mengatakan, di tingkat daerah berbagai inovasi kebijakan turut berperan besar dalam pengendalian inflasi. Upaya itu dengan menjaga ketersedian barang dan jasa, keterjangkauan harga, kelancaran distribus. Serta komunikasi yang efektif dalam mengelola persepsi masyarakat terhadap harga pasar.

“Saat ini kita menghadapi Inflasi di Jawa Timur termasuk di Kabupaten Gresik, harga pangan di Kabupaten Gresik masih cenderung stabil untuk itu kita siasati bersama termasuk salah satunya dengan melakukan operasi pasar,” terangnya.

Baca Juga  Selama Mei 2024, Kunjungan Wisman Tembus 5,2 Juta

Selain itu, isu kenaikan harga BBM juga akan berpengaruh pada harga bahan pokok maupun komoditas lainnya di pasaran. Menurutnya operasi pasar harus tepat sasaran dan antisipasi kepanikan masyarakat terhadap isu kenaikan harga BBM serta melakukan pemantauan harga bahan pokok di pasar.

“Ini untuk memastikan ketersediaan barang dan kelancaran distribusi yang masuk ke Kabupaten Gresik,” tambahnya.

Wakapolres Gresik Kompol Ari Galang Saputra menyampaikan, dari segi presisi keamanan yang sudah dipetakan di wilayah Kamtibmas Polres Gresik terkait isu kenaikan harga BBM berdampak pada harga kebutuhan bahan pokok lainnya,” ujarnya.

“Satgas pangan terus bergerak dalam pemantauan harga pokok di Kabupaten Gresik serta pemantauan kepada kelompok-kelompok terorganisir yang disinyalir akan melakukan penolakan terkait adanya kenaikan harga baik BBM maupun bahan pokok,” tandasnya.

Baca Juga  Kemenhub Kembangkan KA Barang Model Baru, Ini Konsepnya

Sementara itu, Ketua DPRD Gresik Abdul Qodir menjelaskan Inflasi dan Deflasi merupakan 2 hal yang pasti terjadi di negara yang sedang berkembang yang diperlukan kanal yang terprogram dengan baik,” ungkapnya.

“Inflasi bisa disebabkan karena permintaan harga pasar yang tinggi yang disisi lain juga bisa meningkatkan ekonomi pada pelaku usaha dari petani nelayan maupun UKM dan UMKM jika mitigasi dilakukan secara tepat dalam pengendaliannya,” terangnya.

“Kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan OPD terkait diharapkan dapat membuat inovasi serta langkah-langkah yang strategis dalam pengendalian inflasi daerah Ini,” harapnya.

Kepala BPS Kabupaten Gresik Satriyo Wibowo dalam paparannya menyampaikan pemantauan terhadap perubahan hingga pada tingkat konsumen selama bulan Agustus 2022 di delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur menunjukkan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi di sebagian komoditas yang dipantau.

Baca Juga  Kemendag Apresiasi Perkembangan SRG di Probolinggo Yang Positif

“Hal ini mendorong terjadi kenaikan indeks Harga Konsumen (IHK), di tahun 2000 – 2021 cenderung stabil pada tahun 2022 terjadi kenaikan inflasi yang disebabkan salah satunya dampak dari perang Rusia – Ukraina,” tandasnya.

Sementara itu perwakilan Divisi Bulog Regional Surabaya Utara, Nara menyampaikan, Harga beras per Juni 2022 relatif naik disebabkan masih belum adanya produksi beras disebabkan belum adanya panen dan salah satunya juga faktor cuaca untuk sementara mengandalkan stok beras yang masih tersedia di Gudang Bulog.

“Ketersediaan Beras per hari ini yang ada di gudang Bulog Regional Surabaya Utara yang meliputi wilayah Sidoarjo, Surabaya dan Gresik sebanyak 7500 ton stok beras, untuk ketahanan stok beras dirasa masih aman untuk 3 Kab/Kota tersebut,” pungkasnya. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *