Tag: #IndustriOtomotifIndonesia

  • Industri Otomotif Indonesia Tunjukkan Performa Ekspor Positif di Awal 2025

    Industri Otomotif Indonesia Tunjukkan Performa Ekspor Positif di Awal 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) berhasil mencatatkan peningkatan ekspor mobil ke berbagai pasar internasional dalam sektor ekspor di awal tahun 2025. .

    Menurut data yang dihimpun oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), beberapa model unggulan yang menjadi andalan ekspor adalah Toyota Veloz dan Fortuner. Toyota Veloz, model MPV yang cukup diminati, tercatat diekspor ke berbagai negara dengan angka yang menggembirakan. Negara tujuan ekspor utama Veloz antara lain Filipina dengan 857 unit, Meksiko 219 unit, dan Peru 218 unit. Tak hanya itu, model ini juga dikirim ke Timur Tengah, meliputi Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, menunjukkan tingginya permintaan pasar internasional.

    Sementara itu, Toyota Fortuner, sebuah SUV tangguh yang dilengkapi mesin pilihan 2400cc dan 2700cc, juga mencatatkan angka ekspor yang signifikan. Model ini diekspor ke Filipina (636 unit), Arab Saudi (759 unit), dan Oman (95 unit), serta memiliki potensi pasar di Afrika dan kawasan Pasifik seperti Papua Nugini dan Tunisia.

    Tidak hanya Toyota, Daihatsu juga menunjukkan performa ekspor yang impresif. Model Gran Max, kendaraan niaga ringan dengan mesin 1495cc, tercatat diekspor sebanyak 130 unit, dengan Brunei dan Malaysia sebagai tujuan utama. Toyota Rush, sebuah SUV dengan mesin 1496cc, juga tercatat dikirim sebanyak 399 unit ke Filipina dan 372 unit ke Peru.

    Dengan tren positif ini, pasar global terus menunjukkan minat yang besar terhadap produk otomotif Indonesia, khususnya model SUV dan MPV. Peningkatan ekspor ini semakin memperkuat posisi Indonesia di dunia industri otomotif global, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan daya saing ekspor nasional.(raf)

  • Penjualan Mobil di Indonesia Tahun 2024 Lampaui Target, Astra International Kuasai Pasar

    Penjualan Mobil di Indonesia Tahun 2024 Lampaui Target, Astra International Kuasai Pasar

    JATIMPEDIA, Jakarta – Industri otomotif Indonesia mencatatkan performa positif sepanjang tahun 2024 meski menghadapi berbagai tantangan. Berdasarkan data dari Astra International per 11 Januari 2025, total penjualan mobil di Indonesia mencapai 865.723 unit. Angka ini melampaui target 850 ribu unit yang ditetapkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO).

    PT Astra International Tbk mempertahankan dominasinya dengan pangsa pasar sebesar 56%. Pasar kendaraan ramah lingkungan juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, didukung oleh kehadiran merek baru seperti BYD. Berikut adalah merek mobil dengan penjualan tertinggi sepanjang 2024:

    1. Toyota dan Lexus
      Grup Toyota dan Lexus menduduki posisi teratas dengan total penjualan 291.566 unit. Popularitas model seperti Toyota Avanza, Kijang Innova, serta lini premium Lexus menjadi motor penggerak penjualan.
    2. Daihatsu
      Daihatsu mencatatkan penjualan 163.032 unit, mempertahankan posisi kuatnya berkat kendaraan keluarga seperti Daihatsu Sigra dan Gran Max.
    3. Mitsubishi
      Dengan total penjualan 99.938 unit, Mitsubishi unggul melalui model seperti Mitsubishi Xpander dan Pajero Sport yang tetap diminati.
    4. Honda
      Honda berhasil menjual 94.742 unit, dengan kontribusi terbesar dari Honda Brio dan HR-V.
    5. Suzuki
      Suzuki mencatatkan penjualan 66.809 unit, didukung oleh kendaraan ekonomis seperti Suzuki Ertiga dan Carry.
    6. Hyundai
      Hyundai menjual 22.361 unit, menunjukkan pertumbuhan stabil melalui model Hyundai Stargazer dan Creta.
    7. Wuling
      Wuling terus memperluas pangsa pasarnya dengan total penjualan 21.923 unit, berkat model seperti Wuling Air EV dan Cortez.
    8. BYD dan Chery
      Pemain baru seperti BYD menunjukkan hasil impresif dengan 15.429 unit terjual dalam paruh kedua tahun 2024, sementara Chery mencatatkan penjualan 9.191 unit.

    Keberhasilan industri otomotif Indonesia ini menunjukkan daya beli masyarakat yang tetap stabil meskipun berbagai tantangan dihadapi, sekaligus memperlihatkan tren positif terhadap kendaraan ramah lingkungan.(raf)

  • Wamenperin Apresiasi Chery Motor Indonesia dalam Pencapaian TKDN dan Dorong Peningkatan Investasi

    Wamenperin Apresiasi Chery Motor Indonesia dalam Pencapaian TKDN dan Dorong Peningkatan Investasi

    JATIMPEDIA, Bekasi – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengapresiasi komitmen PT Chery Motor Indonesia yang telah mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen. Wamenperin mendorong perusahaan otomotif asal Tiongkok ini untuk terus meningkatkan TKDN secara bertahap, dengan target mencapai 60 persen di masa depan.

    “TKDN Chery saat ini sudah mencapai 40 persen, namun saya yakin perusahaan ini dapat terus meningkatkan TKDN hingga 60 persen,” ujar Wamenperin dalam kunjungannya ke pabrik PT Chery Motor Indonesia di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa, 7 Januari 2025.

    Wamenperin juga menekankan pentingnya peningkatan investasi melalui pembangunan pabrik mandiri. Saat ini, Chery Motor Indonesia bekerja sama dengan PT Handal Indonesia Motor (HIM) untuk perakitan kendaraan dengan kapasitas produksi mencapai 10.000 unit per tahun sejak 2022.

    “Dengan memiliki pabrik mandiri, Chery dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperluas pasar ekspor, dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di Indonesia, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” lanjut Faisol.

    Selama kunjungan, Wamenperin didampingi anggota Komisi VII DPR RI, Kaisar Abu Hanifah, dan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Dodiet Prasetyo. Mereka melihat langsung proses produksi dan perakitan berbagai varian merek Chery yang berlangsung di PT HIM.

    Wamenperin juga sempat mencoba mobil listrik SUV terbaru, Chery iCAR 03 (J6), yang telah mencatatkan TKDN sebesar 40 persen. Faisol menyebutkan bahwa iCAR 03 dan varian lainnya yang diproduksi Chery berpotensi besar untuk bersaing di pasar global.

    “Ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi kendaraan berkualitas. Pemerintah terus mendorong industri otomotif untuk berkembang, baik melalui regulasi maupun insentif, termasuk insentif PPN DTP dan PPnBM DTP yang juga diberikan untuk mobil listrik,” tambah Faisol.

    Selain itu, PT Chery Motor Indonesia dan PT HIM juga siap meluncurkan berbagai varian baru pada tahun ini, di antaranya TIGGO Cross, OMODA 5 MY, TIGGO 7 PHEV, OMODO E5 Modification, iCAR 03, TIGGO 8 PHEV, TIGGO 9 PHEV, dan TIGGO 8 Plus.(raf)

  • Industri Otomotif Nasional Hadapi Tantangan Pajak Tambahan di 2025

    Industri Otomotif Nasional Hadapi Tantangan Pajak Tambahan di 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – Industri otomotif Indonesia akan menghadapi tantangan besar pada 2025, seiring dengan penerapan opsen pajak kendaraan bermotor yang mulai berlaku pada 5 Januari 2025. Kebijakan ini merupakan bagian dari reformasi fiskal dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (UU HKPD), yang mencakup pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).

    Opsi pajak ini akan dipungut oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) atau kota (Pemkot) dengan tarif sebesar 66 persen dari PKB dan BBNKB yang diterima oleh pemerintah provinsi (Pemprov). Beberapa provinsi yang telah menyusun peraturan gubernur (Pergub) terkait kebijakan ini, antara lain Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Namun, kebijakan opsen pajak tidak berlaku di Jakarta dan Jawa Timur.

    Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Kukuh Kumara, menilai penerapan opsen pajak akan menjadi kendala bagi penjualan mobil baru pada tahun depan. “Kebijakan ini perlu disikapi dengan bijak oleh pemerintah daerah, karena mereka yang lebih paham dan memiliki data untuk menerapkan opsen pajak,” ujar Kukuh, Minggu (29/12).

    Keputusan mengenai daerah yang akan menerapkan opsen pajak masih belum jelas, sehingga GAIKINDO memandang prospek industri mobil nasional pada 2025 dengan sangat hati-hati. Kukuh khawatir, jika pajak di daerah meningkat, penjualan mobil nasional bisa turun drastis, bahkan mendekati kondisi yang terjadi selama pandemi COVID-19.

    Emiten otomotif besar, PT Astra International Tbk (ASII), juga akan meninjau dampak opsen pajak terhadap kinerjanya pada tahun depan. ASII memperkirakan penurunan pasar kendaraan roda empat seiring dengan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan opsen pajak. “Target kami akan lebih konservatif,” ungkap Tira Ardianti, Head of Corporate Investor Relation ASII, Senin (30/12).

    Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, juga memperkirakan bahwa pemberlakuan opsen pajak bersamaan dengan PPN 12 persen akan menurunkan penjualan motor nasional. Sebelum kebijakan ini diterapkan, AISI memproyeksikan penjualan motor nasional mencapai 6,4 juta hingga 6,7 juta unit pada 2025. “Namun, dengan adanya kebijakan ini, kami harus menilai kembali dampaknya,” kata Sigit.

    AISI juga mendapatkan informasi mengenai kemungkinan pemberian insentif untuk mengantisipasi dampak opsen pajak pada 2025. Asosiasi ini berharap insentif dapat membantu mengurangi dampak kenaikan pajak yang diperkirakan mencapai 4 hingga 7 persen.

    Sementara itu, Teuku Agha, 2W Sales & Marketing Department Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), menilai bahwa penerapan opsen pajak berpotensi membuat konsumen menunda pembelian motor pada tahun depan. “Mungkin konsumen beralih membeli motor bekas yang tidak dikenakan opsen pajak,” ujar Teuku. Suzuki akan terus memantau perkembangan kebijakan opsen pajak sebelum menentukan strategi bisnis selanjutnya.(raf)

  • GAIKINDO Dorong Merek Baru Bangun Manufaktur Lokal untuk Kendaraan Listrik

    GAIKINDO Dorong Merek Baru Bangun Manufaktur Lokal untuk Kendaraan Listrik

    JATIMPEDIA, Jakarta – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengimbau merek-merek kendaraan listrik pendatang baru untuk membangun fasilitas manufaktur perakitan lokal guna mengurangi ketergantungan pada impor kendaraan completely built-up (CBU). Langkah ini diharapkan memberikan keuntungan lebih besar bagi Indonesia, baik dari segi penciptaan lapangan kerja maupun penguatan industri lokal.

    Menjelang akhir 2024, sejumlah pabrikan asal China mulai memasuki pasar Indonesia dengan menawarkan berbagai produk kendaraan listrik. Namun, beberapa merek, seperti Zeekr, masih mengandalkan skema impor CBU, yang berarti seluruh kendaraan masuk dalam kondisi siap pakai. Ketua I GAIKINDO, Jongkie D. Sugiarto, menyarankan agar merek-merek tersebut segera beralih ke skema completely knocked down (CKD), yaitu kendaraan yang dirakit secara lokal dengan beberapa komponen diimpor dalam bentuk terurai.

    “Saya katakan ke merek-merek baru itu jangan impor CBU, melainkan langsung CKD dengan bodi yang sudah dicat. Investasinya kan ringan,” ujar Jongkie. Ia menambahkan, kendaraan yang dirakit di dalam negeri memungkinkan penggunaan komponen lokal, yang tidak hanya mendukung industri domestik tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru.

    Jongkie menyambut baik kebijakan insentif pajak untuk mobil listrik impor CBU dari negara-negara yang memiliki perjanjian kerja sama dengan Indonesia. Namun, ia menekankan pentingnya pengawasan agar insentif tersebut dapat memberikan manfaat jangka panjang. Relaksasi pajak ini, menurutnya, seharusnya menjadi langkah awal bagi pabrikan untuk berkomitmen membangun fasilitas perakitan lokal di Indonesia.

    Salah satu contoh pabrikan yang memanfaatkan insentif ini adalah BYD (Build Your Dreams). Saat ini, BYD mengimpor seluruh modelnya, termasuk BYD Seal, Atto 3, Dolphin, dan M6, sambil menunggu penyelesaian pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat. Berkat insentif tersebut, harga kendaraan listrik BYD menjadi lebih kompetitif, seperti BYD Seal yang tetap berada di bawah Rp 1 miliar. Adapun BYD M6, sebagai model termurah, dibanderol antara Rp 379 juta hingga Rp 429 juta (on the road Jakarta).

    Pada 2025, BYD berencana memperluas portofolio produknya di Indonesia dengan menghadirkan MPV premium dari sub-merek Denza, yaitu Denza D9. Model ini ditargetkan untuk pasar premium dengan harga antara Rp 900 juta hingga Rp 1 miliar.

    GAIKINDO berharap langkah ini dapat menjadi sinyal positif bagi merek lain untuk mulai membangun fasilitas manufaktur di Indonesia, sehingga industri otomotif Tanah Air semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar global.(raf)

  • Industri Otomotif Indonesia Tumbuh Pesat di Tengah Tantangan Global

    Industri Otomotif Indonesia Tumbuh Pesat di Tengah Tantangan Global

    JATIMPEDIA, Jakarta – Industri otomotif Indonesia, baik kendaraan bermotor (KBM) roda dua maupun roda empat, tetap menunjukkan angka pertumbuhan yang luar biasa meskipun menghadapi situasi global yang penuh tantangan. Sepanjang periode Januari hingga Oktober 2024, industri KBM roda dua mencatatkan produksi sebanyak 5,8 juta unit, penjualan 5,4 juta unit, dan ekspor 458 unit. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, produksi mencapai 996 ribu unit, penjualan 710 ribu unit, dengan ekspor CBU sebanyak 390 ribu unit dan impor CBU sebanyak 80 ribu unit. Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyebutkan bahwa angka ini setara dengan pertumbuhan sebesar 6,7 persen dibandingkan tahun 2023.

    Untuk mendukung komitmen global Indonesia terhadap net zero emission (NZE), pemerintah menargetkan penurunan emisi hingga 43,2 persen sesuai kesepakatan internasional. Berbagai insentif telah disiapkan, termasuk penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), bea masuk 0 persen, dan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk kendaraan listrik. Faisol menjelaskan bahwa regulasi ini dirancang untuk mendorong investasi dan mempercepat transisi menuju energi bersih, serta mencapai target emisi melalui strategi multiple pathway approach.

    Kemenperin juga mengeluarkan Permenperin Nomor 36 tahun 2021, yang memberikan insentif pengurangan pajak barang mewah bagi kendaraan dengan emisi karbon rendah, serta mengharuskan penggunaan komponen lokal dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu. Faisol menambahkan bahwa meski komponen lokal beberapa produk kendaraan sudah mencapai hampir 40 persen, Kemenperin terus mendorong produsen untuk memperbesar komponen lokal.

    Pemerintah juga telah menetapkan target nilai TKDN yang lebih tinggi, mulai dari 40 persen hingga 2026, 60 persen pada 2029, dan 80 persen pada 2030, untuk mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Faisol berharap hal ini akan membawa dampak positif terhadap perekonomian nasional dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.

    Faisol juga menyoroti pentingnya mendukung industri otomotif lokal, terutama pabrik-pabrik besar yang mendukung rantai pasok industri kecil dan menengah. Jika industri ini tidak dilindungi, dapat menimbulkan masalah industrial yang cukup panjang. Selain itu, Faisol memperkirakan dalam lima tahun ke depan pasar otomotif Indonesia akan didominasi oleh kendaraan listrik.

    Rachmat Kaimuddin, Ketua Satgas Transisi Energi Nasional, mengungkapkan bahwa negara-negara tetangga seperti Thailand sudah mempersiapkan peralihan menuju kendaraan listrik. Menurut Rachmat, penurunan penjualan kendaraan konvensional sejak 2017 menunjukkan bahwa transisi ke kendaraan listrik adalah langkah yang tidak terhindarkan. Pemerintah Indonesia, khususnya Kemenperin, berperan penting untuk memastikan kendaraan listrik yang masuk ke pasar Indonesia memiliki kualitas yang baik.(raf)

  • BYD Recall 97 Ribu Mobil Listrik di China, Indonesia Bagaimana ?

    BYD Recall 97 Ribu Mobil Listrik di China, Indonesia Bagaimana ?

    JATIMPEDIA, Surabaya – PT BYD Motor Indonesia buka suara terkait informasi bahwa prinsipal BYD asal China melakukan penarikan kembali atau recall sebanyak 97.000 unit mobil listrik.

    Untuk diketahui, BYD dikabarkan menarik kendaraannya dari pasaran karena kesalahan produksi yang melibatkan unit kontrol kemudi yang dapat menyebabkan risiko kebakaran. Model yang terdampak recall itu adalah BYD Dolphin dan Yuan Plus (di Indonesia bernama Atto3), yang diproduksi di China antara November 2022 hingga Desember 2023.

    Head of PR and Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan, mengakui bahwa prinsipal BYD melakukan recall. Namun dia memastikan bahwa penarikan kembali itu hanya untuk unit yang diproduksi di pasar China.

    “Informasi yang beredar mengenai recall sebagian Atto3 dan Dolphin adalah benar. Namun inisiatif ini hanya untuk pasar domestik China dan hanya untuk beberapa batch unit tertentu yang diproduksi khusus untuk pasar China,” ujar Luther dikutip Jumat (4/10/2024).

    Artinya, dia menegaskan bahwa mobil listrik yang diekspor, termasuk ke Indonesia tidak terdampak oleh recall tersebut.

    Luther mengatakan, inisiasi ini adalah upaya komitmen dari bagian quality control BYD yang terus menjalankan fungsinya memonitor kualitas produk walaupun mobil sudah terjual dan berada di tangan konsumen.

    Sejauh ini belum terdapat kasus mobil listrik BYD yang terbakar akibat kesalahan produksi itu. Namun, recall tersebut menjadi komitmen BYD untuk terus menjaga keselamatan konsumen dari segala potensi yang mungkin bisa timbul di kemudian hari.

    “Belum ada kejadian apa-apa, hanya potensi risiko yang kemungkinannya kecil dan bila terjadi dalam kondisi yang sangat ekstrim. Namun untuk alasan keamanan dan kenyamanan jangka panjang pada spesifik unit tersebut,” tandas Luther.

    Sebelumnya, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR) China menyebut BYD akan meminta dilernya untuk memasang perbaikan fisik pada mobil yang ditarik. Adapun, Dolphin dan Yuan Plus adalah dua model terlaris BYD pada tahun 2023, yang secara total menyumbang 26% dari 3 juta mobil yang terjual pada tahun tersebut, menurut data dari Asosiasi Produsen Mobil China.

    Penarikan kembali mobil listrik ini merupakan tindakan yang jarang dilakukan BYD, karena perusahaan China tersebut berkembang pesat menjadi penjual kendaraan sejenis terbesar di dunia.

    Sementara itu di Indonesia, berdasarkan data Gaikindo, BYD masuk tiga besar merek mobil asal China dengan penjualan terlaris di Indonesia per Agustus 2024. Di urutan pertama, Wuling masih memimpin pasar dengan penjualan sebanyak 11.910 unit pada 8 bulan pertama 2024.

    Meski tergolong pendatang baru, BYD menduduki peringkat kedua menggeser posisi Chery, dengan penjualan moncer sebesar 6.461 unit hanya dalam 3 bulan. Adapun, penjualan Chery tembus 5.517 unit sepanjang Januari-Agustus 2024. (raf)