Tag: #bojonegoro

  • IGD – PONEK di RSUD Sumberejo Diresmikan Bupati Anna Muawana

    IGD – PONEK di RSUD Sumberejo Diresmikan Bupati Anna Muawana

    Bojonegoro, JP  – Fasilitas layanan IGD Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) RSUD Sumberejo, resmi dioperasikan. Peresmian dilakukan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, Senin (27/6).
    IGD-PONEK nantinya berfungsi untuk memberikan pelayanan kegawatdaruratan pada ibu dan bayi. “Saya mengapresiasi inovasi dari RSUD Sumberejo yang bisa memberikan pelayanan secara tepat serta cepat. Dalam satu inovasi ini nantinya agar daya dukung yang kompeten, baik dari SDM maupun penunjang pendukung lainnya,” kata Bupati Bojonegoro.
    Ditambahkan, dirinya berharap jika terjadi emergency, IGD-PONEK bisa menjadi sebuah solusi untuk dilakukan tindakan. Sehingga nantinya tidak ada hal yang tidak kita inginkan terjadi pada ibu bayi dan sang janin.
    Di tempat yang sama Direktur RSUD Sumberrejo Ratih Wulandari menjelaskan bahwa, IGD-PONEK merupakan sebuah inovasi untuk mengembangkan serta meningkatkan pelayanan di RSUD Sumberejo.
    “Upaya ini juga bersinergi dengan program Pemkab Bojonegoro dalam memberikan aksesbilitas pelayanan kesehatan yakni Universal Health Coverage (UHC),” ungkap Ratih Wulandari.
    Menurutnya, untuk IGD-PONEK RSUD Sumberejo terintegrasi dalam satu lantai serta memiliki tim tenaga medis, dokter spesialis, serta juga didukung oleh 11 dokter umum dan tenaga kebidanan sebanyak 43 orang.
    “IGD-PONEK RSUD Sumberejo memiliki tim tenaga medis, dokter spesialis, serta juga didukung oleh 11 dokter umum dan tenaga kebidanan sebanyak 43 orang. PONEK memiliki peran dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI),” tutup Ratih Wulandari. (indra)
  • Kunjungi Lapangan JTB Bojonegoro, Komisi VIII DPR RI  Tanyakan Progress Proyek Migas Pertamina EP Cepu

    Kunjungi Lapangan JTB Bojonegoro, Komisi VIII DPR RI Tanyakan Progress Proyek Migas Pertamina EP Cepu

    Bojonegoro, JP – Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) kembali melakukan kunjungan kerja (Kunker) untuk melihat kesiapan Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina yang berlokasi di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur pada Jumat (17/06).

    Kunjungan kerja spesifik ini merupakan kunjungan kedua dari anggota parlemen yang membidangi energi, riset dan teknologi, dan lingkungan hidup sejak pandemi melanda negeri ini. Sebelumnya, Komisi VII DPR RI juga melakukan kunjungan kerja spesifik ini ke JTB pada November 2020 silam untuk memperoleh gambaran yang komprehensif serta mendapatkan informasi lapangan yang faktual dan akurat terkait industri hulu migas khususnya yang ada di JTB.

    Tujuan kunjungan kali ini juga masih sama mengingat strategisnya keberadaan proyek JTB bagi kontribusi pemenuhan energi nasional, sehingga perlu untuk mendapatkan informasi utuh dan progres terkini dari fasilitas produksi yang masuk dalam list Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi ini.

    Menurut anggota Komisi VII Nasril Bahar kunjungan ini adalah tindak lanjut dari rapat Panja Asumsi Dasar Sektor ESDM Komisi VII DPR RI akhir bulan lalu yang menyepakati diadakannya kunjungan bagi Pimpinan dan Anggota Panja tersebut. Ditambahkan, kunjungan ini merupakan salah satu bentuk usaha DPR dalam mendukung terlaksananya Proyek JTB dengan lancar.

    “Proyek JTB ini jelas sangat strategis dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat Bojonegoro dan Jawa Timur lainnya sekaligus Jawa Tengah. Karena dengan pemenuhan energi dari JTB akan terjadi pergerakan ekonomi, yang sekaligus akan memberikan pemasukan bagi negara melalui sales gasnya sehingga JTB akan menjadi tumpuan penting dalam pemenuhan energi nasional,” sebut Nasril.

    Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Proyek JTB merupakan salah satu PSN yang dirancang untuk mengolah produksi 330 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) gas input dengan kapasitas produksi sales gas sebesar 192 MMSCFD yang akan menunjang sektor Kelistrikan, Pupuk dan Industri di Pulau Jawa.

    “Proyek ini memiliki estimasi biaya pengembangan proyek senilai lebih kurang Rp 22 trilyun dengan Komitmen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%. Kami merasa kunjungan kerja ini sangat penting untuk dapat memberikan informasi terkini tentang kemajuan dan target penyelesaian proyek kepada kepada Bapak dan Ibu Anggota Dewan,” lanjut Dwi.

    Sementara itu, Direktur Utama PEPC Awang Lazuardi menerangkan bahwa JTB seperti sektor industri lainnya juga mendapat imbas dari situasi pandemi Covid-19 namun segala daya upaya, kerja keras serta berbagai terobosan terus dilakukan agar proyek ini dapat segera rampung. Masih menurut Awang, capaian saat ini menyisakan kurang dari 4 persen saja. “Beberapa waktu kedepan JTB akan memasuki fase Gas-In untuk kemudian masuk ke start-up dan Gas on Stream,” ungkap Awang.

    Kegiatan kunker spesifik kali ini selain diikuti oleh 13 anggota DPR juga hadir Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, Deputi Operasi Julius Wiratno, Plt. Kepala Divisi Program & Komunikasi M. Kemal, Kepala SKK Migas Perwakilan Jabanusa Nurwahidi bersama jajarannya yang didampingi oleh Direktur Pengembangan dan Produksi Subholding Upstream Wiko Migantoro, Direktur Utama PEPC Awang Lazuardi, dan Pjs. General Manager Gas JTB Ruby Mulyawan beserta manajemen dari Regional Indonesia Timur dan Zona 12.

    Proyek JTB merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020. Proyek ini diharapkan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Indonesia. Suplai gas dari JTB akan memberikan ketersediaan gas bagi Pulau Jawa dan diharapkan dapat meningkatkan kemajuan perekonomian masyarakat di kawasan tersebut melalui geliat dunia usaha. Direncanakan proyek gas JTB akan segera mulai beroperasi pada tahun ini. (eka)

  • Produksi Minyak di Lapangan Sukowati Kini Tinggal 3.000 Barel Perhari

    Produksi Minyak di Lapangan Sukowati Kini Tinggal 3.000 Barel Perhari

    Bojonegoro,JP – Sebanyak 35 sumur produksi dan dua sumur injeksi yang ada di lapangan minyak dan gas bumi (migas) Sukowati saat ini hanya mampu memproduksi sebanyak 3.000 hingga 4.000 barel per hari.

    Kapasitas ini mengalami penurunan cukup besar. Namun demikian, kondisi ini dianggap sudah biasa

    “Jumlah produksi itu mengalami penurunan. Kegiatan eksploitasi energi terbarukan memang sudah biasa mengalami penurunan,” ujar Senior Officer Community Relations and CID Pertamina Hulu Indonesia Zona 11, Ahmad Setiadi, Kamis (16/6/2022).

    Pertamina EP Sukowati Field selaku operator saat ini hanya fokus untuk mempertahankan jumlah produksi. Sehingga tidak mengalami penurunan secara drastis.

    “Kondisinya fluktuasi sekali tergantung kondisi sumur,” pungkasnya.

    Sebelumnya, produksi migas di lapangan Sukowati mencapai 5.340 barel per hari hingga Desember 2021. Produksi tersebut, berasal dari 20 sumur aktif yang berada di Pad A dan Pad B.

    Dalam kesempatan itu Senior Officer Community Relations and CID Pertamina Hulu Indonesia Zona 11 mengungkapkan, progres terkini pengerjaan proyek lapangan minyak dan gas bumi (migas) PAD C Sukowati atau PAD I005.

    Proses eksplorasi migas yang ada di Dusun Karang Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk masih proses studi kekuatan tanah kemenangan bantaran Sungai Bengawan Solo.

    Pengembangan lapangan PAD C Sukowati ini sebelumnya juga terkendala dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Namun, Pemkab Bojonegoro bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat sudah melakukan pengesahan Perda RTRW 2021-2041 yang diantaranya mengakomodir pengembangan PAD C. (indra)