Sri Mulyani : Penerimaan Negara Terkontraksi 7,1 Persen
JATIMPEDIA, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi penerimaan negara mencapai Rp 1.123,5 triliun per 31 Mei 2024. Angka ini menunjukkan kontraksi 7,1% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“APBN 2024 tidak terlepas dari kinerja ini dari lingkungan global yang berubah sangat besar, ada dari sisi harga minyak, yield, exchange rate dan juga mempengaruhi kinerja dari perusahaan-perusahaan,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak pada Senin (24/6/2024).
Adapun realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp 869,5 triliun atau 37,6% dari pagu APBN 2024. Angka ini menunjukan kontraksi 8,4% jika dibandingkan dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penerimaan perpajakan meliputi penerimaan pajak sebesar Rp 760,4 triliun, serta penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 109,1 triliun.
Penerimaan pajak tercatat mengalami kontraksi 8,4% dari periode yang sama tahun 2023. Sedangkan penerimaan kepabeanan dan cukai mengalami susut 7,8% dari periode yang sama tahun 2023.
“Penerimaan pajak yang mengalami kontraksi 8,4%, terutama dari perusahaan dari sektor komoditas atau perusahaan mining di Indonesia mengalami koreksi dari sisi kinerja perusahaan untuk tahun 2023 yang dilaporkan pada April yang lalu,” kata Sri Mulyani.
Sementara itu realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 251,4 triliun atau 51,1% dari pagu APBN. Realisasi PNBP mengalami kontraksi 3,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“PNBP mengalami penurunan 3,3% lagi-lagi karena sumber daya alam yang merupakan penerimaan yang cukup besar,” kata Sri Mulyani. (raf)