SGN Lakukan Sinergi Kolaborasi dan Kemitraan Perkuat Ekosistem Tebu Rakyat
JATIMPEDIA, Surabaya – Untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi 2028, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) melakukan langkah Sinergi Kolaborasi dan Kemitraan (SKK) dengan pemerintah, dan stakeholder. Holding PTPN III ini menargetkan produktivitas tebu rakyat bisa mencapai 8 ton per hektar dari saat ini 5 ton per hektar
Langkah tersebut ditandai SGN dengan melaunching program penguatan tebu rakyat bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UMKM dan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertanian di Surabaya, Rabu (21/8).
Direktur Utama Holding Perkebunan PTPN III Holding Perkebunan Mohammad Abdul Ghani mengatakan, ada dua hal yang harus diperhatikan ketika ingin meningkatkan produktivitas gula nasional. Pertama adalah perbaikan di sisi agronomi. Bagaimana meningkatkan produktivitas tebu petani saat ini dari 5 ton per hektar menjadi 8 ton per hektar.
“Untuk menaikkan itu perlu dukungan. Dan saya berterimakasih kepada bapak Deputi, pak Fery dan pak Edi hari ini hadir dan secara kongkrit memberikan dukungan dengan memberikan KUR khusus tebu tanpa plafon. Juga ada program makmur, Himbara, pendanaan asuransi, pupuk, PTPN, RNI, Bulog semua adalah ekosistem yang akan membantu petani meningkatkan produktivitasnya,” ungkap Mohammad Abdul Ghani saat jadi keynote speak di Launching Penguatan Tebu Rakyat, Rabu.
KUR khusus ini diharapkan jadi solusi permodalan bagi petani. Menurutnya, banyak pengusaha tebu yang kesulitan memulai masa tanam karena sulit mendapatkan pinjaman modal dengan bunga yang terukur. “Kebanyakan petani sudah ikut KUR (kredit usaha rakyat). Tapi, banyak yang mengeluhkan kesulitan karena plafon yang disediakan sudah mentok,” jelasnya.
Disisi lain, lanjutnya, Holding PTPN juga berupaya melakukan tiga hal untuk mendukung kinerja pertanian tebu. Pertama menjaga stabilitas harga gula agar tidak jatuh, termasuk dengan melakukan pengendalian impor.
“BUMN logistik bersama PTPN berupaya membantu maintenance agar harga gula tidak sampai jatuh. Dukungan kami kepada petani kedepan hingga mereka bisa menghasilkan 8 ton per hektar adalah pengendalian impor gula, harus dikontrol terus jangan sampai impor gula dibawah harga produksi petani,” katanya.
Kedua, HPP yang menjadi acuan harus dipastikan petani tetap untung sehingga keinginan petani untuk menanam tebu kian tinggi. “Ketika tercapai 8 ton maka bisa bersaing dengan gula impor, dan ini bukan hal yang muluk karena 110 tahun yang lalu, pulau Jawa bisa menghasilkan produktivitas 15 ton. Dan kalau kita lihat karakter industri gula di Indonesia, hampir mirip dengan India. Sementara saat ini India bisa menjadi eksportir terbesar padahal luasan lahan tebunya seperti kita,” tandas Abdul Ghani.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, program KUR Khusus memang digunakan untuk beberapa kluster usaha yang membutuhkan pinjaman secara rutin.
Untuk kebutuhan petani tebu dirasa memang cukup rutin. Sehingga pihaknya akhirnya memulai pilot project dalam KUR Kluster tebu di Jawa Timur. “Tahun ini, pihaknya menargetkan penyaluran KUR sebanyak Rp 280 triliun. Dari yang tercapai Rp 170 triliun, 30% memang sektor pertanian,” tegasnya.
Harapannya, implementasi tersebut nantinya bisa memperlancar kegiatan pertanian. Sehingga, masa tanam dan masa panen bisa sesuai target dan menghadirkan kinerja produksi gula yang lebih maksimal. Dia pun berharap bahwa SGN sebagai offtaker dari produk petani bisa bersinergi sehingga proses pendanaan bisa lebih lancar.
Sementara itu, Direktur Utama PT SGN Mahmudi mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk melakukan sinergi dari seluruh pihak di dalam industri gula. Mulai dari petani, pelaku industri pendukung, hingga pemerintah. Harapannya, langkah penguatan akses modal petani tersebut bisa menjadi kunci dari alur produksi gula yang lebih progresif.
SGN juga sudah membuat platform digital agar semua pihak mulai dari on farm sampai off farm bisa melihat perkembangan setiap tahun. Sementara target perseroan terhadap produksi tebu pada 2024 adalah 13,5 juta ton tebu yang digiiling serta 992 ribu ton gula kristal putih yang diproduksi. (eka)