Sepulang Haji, Jamaah Debarkasi Surabaya Diedukasi Pencegahan Penyakit

JATIMPEDIA, Surabaya – Untuk  menjaga kesehatan jemaah haji ketika tiba di tanah air, para dokter kloter senantiasa memberikan sosialiasi terhadap para jemaah. Tak terkecuali bagi dokter Ahmad Amin Mahmudin yang merupakan dokter di kloter 44 asal Kota Surabaya, Ia menyosialisasikan cara menjaga kesehatan para jemaah serta mencegah penularan penyakit ketika para jemaah sudah kembali ke daerahnya.

Melalui pers rilis Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, pada Rabu (10/7/2024), dokter kloter yang akrab dipanggil dokter Aam ini mengingatkan beberapa gejala yang patut diwaspadai para jemaah.

“Ada beberapa gejala yang harus diperhatikan oleh para jemaah haji, yaitu demam dengan suhu tubuh di atas 37,5’ C, sesak napas, nyeri tenggorokan, mual, muntah, diare, dan kaku kuduk,” terangnya.

Baca Juga  Jelang Puncak Haji, Masuk Masjidil Haram Wajib Pakai Ihram

Lebih lanjut, dr. Aam menjelaskan, jika ada salah satu gejala saja, para jemaah diimbau segera memeriksakan diri di Puskesmas terdekat.

“Jemaah haji yang telah tiba di daerah masing-masing akan dipantau kesehatannya selama 21 hari oleh Dinas Kesehatan setempat,” terangnya.

Dokter yang diketahui sehari-hari bertugas di RSUD Dr. Soetomo ini, juga memaparkan, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang banyak dialami para jemaah ketika tiba di tanah air. “ISPA dibagi menjadi dua yaitu ISPA atas dan ISPA bawah, ISPA atas memiliki gejala yang lebih ringan yaitu flu dan batuk,” tuturnya.

Dikatakan dr. Aam, batuk terjadi karena perbedaan cuaca yang ekstrim antara tanah air dan tanah suci.

Baca Juga  Ribuan Jamaah Haji Aceh Terima Uang Saku Rp 6,5 Juta, Ini Ceritanya

“Di Indonesia suhunya rata-rata 27’, di Arab Saudi sudah mencapai 46’-50’ sehingga berpengaruh terhadap metabolisme tubuh. Perbedaan makanan juga dapat meningkatkan potensi batuk. Selain itu, jemaah sering terlalu fokus beribadah sampai lupa waktu makan dan kurang istirahat hingga daya tahan tubuhnya menurun,” sebutnya.

Hal yang paling dikhawatirkan, menurut dr. Aam adalah, ISPA bawah yang menyerang paru-paru. “Alhamdulilah pada kloter 44 kita dapat melakukan deteksi dini ISPA bawah sehingga jemaah tidak perlu rawat inap,” tuturnya.

Dr. Aam bersyukur, bahwa tahun ini vaksin flu sudah direkomendasikan pemerintah untuk dilakukan para jemaah sebelum ke tanah suci. Ia berharap tahun depan pemerintah tidak hanya mewajibkan vaksin meningitis tetapi juga vaksin flu karena sangat membantu jemaah lebih cepat pulih ketika mengalami flu dan batuk.

Baca Juga  Pemkot Kediri Bantu Pemberangkatan Jamaah Haji Menuju Asrama Haji Sukolilo

“Kalau masih direkomendasikan, jemaah berarti harus membayar. Kalau wajib seperti meningitis, jemaah haji tidak perlu bayar,” ujarnya.

Kepada para jemaah pun, tak lupa dr. Aam menganjurkan, supaya istirahat yang cukup, makan dan minum yang bergizi, serta minum obat secara teratur apabila ada obat-obatan yang harus rutin diminum. “Semoga para jemaah haji selain menjadi haji yang mabrur juga menjadi haji yang sehat,” pungkasnya. (cin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *