Separo Stok Jagung Nasional Ada di Industri Makanan

JATIMPEDIA, Jakarta – Total ketersediaan jagung nasional pada akhir 2023 sebesar 956 ribu ton. Sebanyak 50,08% di antaranya atau setara 478 ribu ton dari stok jagung di akhir 2023 itu berada di industri pakan ternak, sisanya tersebar di rumah tangga, Perum Bulog, pedagang, konsumen usaha pertanian penguna jagung, industri, dan usaha pemipilan.

Sebagai tindak lanjut perjanjian kerja sama antara Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) dan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Survei Stok Beras dan Jagung Akhir Tahun 2023 (SSBJAT23), pada 5 April 2024 dilaksanakan pemaparan awal hasil survei tersebut. Pemaparan awal ini dilakukan untuk dapat menampung dan menerima semua tanggapan dan masukan dari para stakeholder yang relevan.

Baca Juga  Lima Pebisnis Kopi UMKM Diberangkatkan BNI ke Belanda

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, hasil survei itu penting sebagai basis formulasi kebijakan strategis pemerintah, terutama terkait ketersediaan komoditas beras dan jagung. “Hasil survei ini nantinya dapat menghasilkan estimasi stok yang semakin valid dan akurat pada level nasional. Dengan ini, pemerintah dapat merumuskan kebijakan strategis yang semakin tepat. Apalagi, beras dan jagung merupakan pangan strategis yang sangat dibutuhkan masyarakat,” jelas Arief.

Hasil SSBJAT23 menunjukkan, total ketersediaan jagung nasional pada akhir 2023 sejumlah 956 ribu ton. Rinciannya, jagung-jagung tersebut tersebar di industri pakan 478 ribu ton (50,08%), rumah tangga produsen dan konsumen 285 ribu ton (29,86%), Perum Bulog 156 ribu ton (16,37%), pedagang 29 ribu ton (3,07%), Konsumen Usaha Pertanian Pengguna Jagung 3.200 ton (0,34%), industri 1.500 ton (0,17%), dan usaha pemipilan 1.080 ton (0,11%).

Baca Juga  PG Pesantren Baru Pasang Target Produksi Gula 62.642 Ton

Dalam SSBJAT23 juga disebutkan, estimasi ketersediaan beras di akhir tahun 2023 yang menjadi carry over awal tahun 2024 total sejumlah 4,13 juta ton. Secara spesifik, stok itu tersebar di rumah tangga produsen dan konsumen 2,74 juta ton (66,34%), Perum Bulog 810 ribu ton (19,6%), pedagang 278 ribu ton (6,74%), horeka (hotel, restoran, katering) dan industri 153 ribu ton (3,72%), penggilingan 145 ribu ton (3,53%), dan produsen usaha/perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB) 278 ton (0,07%).

Plt Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy dalam sambutannya mengatakan, SSBJAT23 dilakukan untuk mengetahui jumlah ketersediaan beras dan jagung di akhir 2023 yang sekaligus juga merupakan baseline carry over untuk ketersediaan beras dan jagung di awal 2024.

Baca Juga  BNI Buka Layanan Terbatas Saat Idul Adha

Untuk itu, Bapanas merangkul BPS dan PT Sucofindo menggelar SSBJAT23 sejak Desember tahun lalu. SSBJAT23 telah dilaksanakan di 38 provinsi dan 477 kabupaten/kota untuk survei beras. Lalu, di 442 kabupaten/kota untuk survei jagung melalui pendekatan probabilitas sampling. “Jumlah sampel survei beras terdapat 46.738 sampel. Sementara jumlah sampel survei jagung ada 8.143 sampel,” jelas Sarwo. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *