Serba Serbi

Revitalisasi Pasar Anom Baru Sumenep Terhenti

JATIMPEDIA, Sumenep –  Rencana revitalisasi Pasar Anom Baru di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang dijadwalkan terealisasi tahun ini, hingga kini belum menunjukkan perkembangan berarti.

Bahkan, proses perencanaan program belum juga dimulai oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, meski anggaran telah disiapkan.
Pemkab Sumenep sebelumnya telah mengumumkan bahwa revitalisasi pasar tradisional itu masuk dalam agenda pembangunan tahun 2025.
Dimana Pemkab Sumenep telah menganggarkan dana sebesar Rp 800 juta yang bersumber dari APBD murni 2025. Meski demikian, realisasi dari program tersebut belum tampak hingga awal Mei ini.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUPP) Sumenep, Idham Halil menyampaikan, bahwa program revitalisasi tetap akan dijalankan. Namun, ia mengakui bahwa belum ada langkah konkret yang diambil sejauh ini.
“Awalnya kami menargetkan perencanaan rampung pada April, sehingga pengerjaan fisik bisa dimulai pertengahan Mei. Tapi kenyataannya, belum ada pembahasan perencanaan sama sekali,” kata Idham saat dikonfirmasi Klikjatim, Kamis (2/5).
Menurut Idham, pihaknya baru akan memulai proses perencanaan pada pekan pertama Mei. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian anggaran sebagai imbas efisiensi yang dilakukan Pemkab.
“Sejak kemarin kami masih menunggu kejelasan terkait efisiensi anggaran. Kami belum tahu pasti berapa besar anggaran yang akan tersedia setelah pemangkasan,” jelasnya.
Ia menambahkan, keputusan pemangkasan anggaran APBD baru diketok pada April, sehingga penyusunan perencanaan program baru dapat dimulai bulan Mei. Setelah perencanaan selesai, proses berikutnya adalah pelelangan proyek.
“Kalau tidak ada halangan, lelang tender kemungkinan baru bisa dibuka awal Juni. Pelaksanaan fisiknya ditargetkan dimulai bulan Juli sampai awal Desember,” kata Idham.
Ruang lingkup revitalisasi yang akan dilakukan dalam tahap ini difokuskan pada pembangunan 12 unit kios di bagian depan blok sayur.
Dari total anggaran Rp 800 juta, proyek ini diharapkan mampu menyelesaikan seluruh target tersebut. Padahal, dana awal yang direncanakan sebenarnya mencapai Rp 1,1 miliar sebelum terkena pemangkasan.
“Awalnya anggaran kami Rp 1,1 miliar. Tapi karena ada efisiensi, hanya tersisa Rp 800 juta,” ungkap Idham.
Meski demikian, ia belum bisa memastikan apakah dana tersebut cukup untuk membiayai pembangunan 12 kios sesuai rencana.
“Kita lihat nanti setelah hasil perencanaannya keluar. Semoga saja cukup,” tandasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Ersat, mengaku belum menerima informasi maupun koordinasi resmi dari OPD teknis terkait program revitalisasi pasar tersebut.
“Hingga saat ini belum ada pembahasan apa pun di Komisi II. Kami akan segera memanggil dinas terkait untuk mendorong percepatan pelaksanaan program ini,” tukasnya saat dikonfirmasi terpisah. (sat)

 

Baca Juga  Ratusan Jamaah Haji Sumenep Jalani Vaksinasi