Pupuk Indonesia Pastikan Tambahan Pupuk Bersubsidi 9,5 Juta Ton
JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan kebutuhan pupuk petani tercukupi dengan adanya penambahan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton pada 2024, dari yang semula ditetapkan 4,7 juta ton.
GM Wilayah 2 Pupuk Indonesia Roh Eddy Andri Wismono mengatakan bahwa penambahan alokasi subsidi pupuk ini menjadi angin segar bagi para petani nasional.
“Petani tidak perlu khawatir dan takut akan kekurangan pupuk, karena adanya penambahan alokasi subsidi pupuk sehingga harapannya kebutuhan pupuk petani dapat tercukupi dengan tambahan kuota tersebut,” ujar Roh Eddy melalui keterangan di Jakarta, Minggu.
Adapun penambahan alokasi pupuk subsidi secara nasional ini meliputi pupuk Urea dari semula 2.771.428 ton menjadi 4.634.626 ton, NPK dari semula 2.001.352 ton menjadi 4.278.504 ton, Pupuk NPK Formula Khusus dari semula 19.739 ton menjadi 136.870 ton, dan pupuk Organik sebesar 500.000 ton.
Roh Eddy menyampaikan, penambahan alokasi subsidi pupuk ini sekaligus menjawab kekhawatiran petani di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia memastikan bahwa terdapat penambahan alokasi subsidi pupuk NPK Kakao untuk petani terdaftar di NTT.
“Penambahan alokasi pupuk Urea dari semula 36.405 ton menjadi 62.228 ton, pupuk NPK dari semula 32.858 ton menjadi 70.244 ton, dan NPK Formula Khusus Kakao (NPK 14-12-16-4) dari semula 95 ton menjadi 659 ton,” kata Roh Eddy.
Selain penambahan alokasi, proses penebusan pupuk bersubsidi semakin dipermudah. Pupuk Indonesia berkolaborasi bersama Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan inovasi dengan mengimplementasikan aplikasi i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi) pada setiap kios resmi.
Dengan sistem digitalisasi ini, petani terdaftar cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk melakukan penebusan pupuk bersubsidi.
“Melalui integrasi dengan data e-alokasi Kementan dan fitur geo-tagging, i-Pubers menjadi solusi terdepan untuk memastikan ketepatan distribusi pupuk. Inovasi digital ini tidak hanya efisien, tetapi juga membantu kita mengarahkan pupuk subsidi tepat pada sasaran, mendorong pertumbuhan sektor pertanian dengan presisi,” katanya.
Mulai 1 Februari 2024, implementasi i-Pubers telah mencapai 100 persen secara nasional dan tersedia lebih dari 27.000 kios di seluruh Indonesia.
Hingga 29 Maret 2024, sebanyak lebih dari 1,3 juta ton pupuk telah disalurkan kepada petani terdaftar di 38 provinsi Indonesia.
Sementara dari sisi stok, Pupuk Indonesia menyediakan stok sebesar 769.042 ton yang tersedia di gudang lini III dan siap ditebus petani terdaftar. Keseluruhan stok pupuk tersebut terdiri dari 436.418 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 300.359 ton NPK.
Khusus wilayah 2, stok pupuk bersubsidi yang tersedia sebesar 372.013 ton yang terdiri dari Urea sebesar 203.735 ton dan NPK sebesar 168.278 ton. Seluruh stok ini tersedia di gudang lini III dan sebagai upaya menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi di unit penjualan wilayah 2 mulai dari Jawa Timur hingga Papua.
Stok pupuk bersubsidi di NTT sebesar 16.789 ton ini tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi NTT. Sedangkan total stok pupuk di Kabupaten Kupang sebesar 4.317 ton dengan rincian Pupuk Urea sebesar 2.231 ton, NPK sebesar 2.086 ton atau setara 200 persen dari ketentuan stok minimum.
Sementara dari sisi penyaluran atau pendistribusian pupuk bersubsidi di daerah Provinsi NTT per tanggal 29 Maret 2024, Roh Eddy mengatakan bahwa Pupuk Indonesia telah menyalurkan 4.886 ton, angka ini terdiri dari 2.471 ton pupuk Urea dan 2.415 ton NPK.
Di Kabupaten Kupang hingga 29 Maret 2024, Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 578 ton yang terdiri dari Urea sebesar 358 ton dan NPK Phonska sebesar 220 ton.
“Kami akan terus melakukan monitoring ketersediaan stok di distributor dan pengecer resmi serta tidak segan menegur hingga memberikan sanksi kepada siapa pun di jaringan distribusi kami jika menyalahi terkait ketentuan yang berlaku,” ucap Roh Eddy. (raf)