Bisnis

Pinjol Raup Laba Rp 233,71 Miliar hingga Februari 2025

JATIMPEDIA, Jakarta – Penyedia layanan pinjaman online (pinjol) yakni fintech p2p lending melanjutkan tren perolehan laba di awal tahun 2025. Hingga Februari 2025, laba bersih yang dibukukan mencapai Rp 233,71 miliar.

Perolehan laba itu jauh lebih baik dibandingkan dengan rugi bersih yang dibukukan sebesar Rp 135,61 miliar pada Februari 2024 silam, seiring dampak penyesuaian tingkat bunga yang diberlakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hanya saja, laba bersih yang dicetak pinjol fintech p2p lending sepanjang Februari 2025 tercatat hanya Rp 81,49 miliar. Angka itu lebih rendah 53,4% dibandingkan dengan perolehan Rp 152,22 miliar sebulan penuh pada Januari 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK (KE PVML) OJK, Agusman menyampaikan, salah satu pendorong kelanjutan perolehan laba adalah kinerja outstanding pinjaman fintech p2p lending.

Hingga akhir Februari 2025, outstanding pinjaman menembus level tertinggi baru yaitu Rp 80,07 triliun, tumbuh 31,06 year on year (yoy). Pertumbuhannya itu juga lebih tinggi dari posisi Januari 2025 yang sebesar 31,06% yoy.

“Pertumbuhan kinerja pinjol tersebut menunjukkan masih tingginya demand/permintaan masyarakat, seiring dengan peningkatan transaksi digital,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK (KE PVML) OJK, Agusman kepada wartawan.

Baca Juga  BSI Siap Jalankan Bisnis Bank Bulion

Lebih lanjut, pertumbuhan pinjaman pinjol dari fintech p2p lending didukung dari penyaluran ke sektor produktif. Penyaluran ke sektor tersebut mencapai Rp 29,25 triliun atau mencakup 36,53% dari total outstanding pinjaman per Februari 2025.

Di sisi lain, pinjaman macet yang digambarkan melalui indikator tingkat wanprestasi 90 hari alias TWP90 secara industri masih berada di level yang terukur. TWP90 fintech p2p lending sebesar 2,78% pada Februari 2025, meskipun naik dibandingkan bulan sebelumnya di level 2,52%.

Agusman menambahkan, pihaknya masih memberlakukan moratorium izin usaha fintech p2p lending sampai dengan saat ini. Pembukaan moratorium masih dalam pendalaman, dengan menimbang kesiapan infrastruktur data dan pengawasan untuk mendukung penguatan dan pengembangan industri fintech p2p lending, termasuk dalam mendukung pengembangan pinjaman ke sektor produktif.(cin)

Baca Juga  Menteri Bahlil Lepas Pengiriman Konsentrat Tembaga PT Freeport Indonesia ke Smelting Gresik