Serba Serbi

PG Modjopanggung Gelar Tradisi Manten Tebu Sambut Musim Giling

JATIMPEDIA, Tulungagung –  Pabrik Gula (PG) Modjopanggung di Kabupaten Tulungagung, menggelar ritual Manten Tebu, sebuah ritual adat khas budaya lokal setempat yang menandai dimulainya musim giling tahun 2025.

Warisan budaya yang telah ada sejak zaman kolonial Belanda ini digelar setiap tahun dan terus dilestarikan, sebagai simbol sinergi antara pabrik gula dan petani tebu. Seremoni rotual Manten Tebu dimulai pagi hari, sekitar pukul 07.00 WIB.

Kirab manten dimulai dari perkampungan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, menuju area PG Modjopanggung. Sepanjang perjalanan, sepasang boneka pengantin diarak dalam iring-iringan menyerupai prosesi pernikahan adat Jawa.

Warga, petani, serta pekerja pabrik terlibat dalam barisan kirab, membawa sesaji, kembar mayang, dan batang-batang tebu sebagai simbol kesuburan dan harapan akan panen yang melimpah. Alunan gending Jawa mengiringi langkah para pengarak hingga tiba di halaman pabrik.

Baca Juga  Rayakan Ultah, KFC Punya Menu Baru, Ini Sensasinya

Setibanya di stasiun penggilingan, boneka manten diletakkan di atas mesin konveyor bersama tebu perdana musim ini.

Prosesi puncak ini menandai dimulainya musim giling secara simbolis, sekaligus sebagai bentuk doa dan harapan agar seluruh proses produksi berjalan lancar dan hasil yang diperoleh maksimal.

“Tradisi ini memiliki makna kekeluargaan, layaknya manten pada umumnya yang melibatkan banyak pihak dalam prosesnya. Ini juga menjadi simbol sinergi antara petani dan pabrik,” kata General Manager PG Modjopanggung, Sugianto, usai ritual.

Dikatakan, untuk musim giling 2025 ini, PG Modjopanggung menargetkan menyerap sekitar 381 ribu ton tebu dari total luasan 5.372 hektare lahan petani. Lahan tersebut tersebar di empat kabupaten, yakni Tulungagung, Trenggalek, Blitar, dan Malang.

Baca Juga  PTPN Group - SGN Luncurkan Gerakan Swasembada Gula Nasional, Targetkan Pencapaian Sebelum 2028

Dari luas itu, pihak pabrik memperkirakan produktivitas sekitar 71,1 ton per hektare dengan rendemen rata-rata 7,83 persen. Target produksi gula tahun ini sebesar 29.980 ton.

Sugianto menyampaikan bahwa angka produksi sedikit menurun dibanding capaian tahun sebelumnya akibat pengaruh cuaca yang masih didominasi hujan hingga masa panen.

Meski begitu, pihaknya optimistis seluruh proses giling dapat berlangsung efisien dan hasil tetap berkualitas.

PG Modjopanggung merupakan salah satu pabrik tua yang masih aktif beroperasi di Jawa Timur. Beberapa unit mesin pengolahan di pabrik ini merupakan peninggalan masa kolonial Belanda.

Namun, pabrik terus berupaya menjaga kualitas produksi melalui pemeliharaan berkala dan adaptasi teknologi. Saat ini, lebih dari 98 persen pasokan tebu berasal dari kemitraan dengan petani lokal.

Baca Juga  Mulai Musim Giling, PG Ngadirejo Gelar Tradisi Manten Tebu

“Dengan menjaga tradisi dan kemitraan, kami berharap dapat terus memperkuat hubungan sosial dan ekonomi antara pabrik dan petani. Bukan hanya soal produksi, tetapi juga keberlanjutan bersama,” kata Sugianto.

Melalui pelestarian tradisi manten tebu ini, PG Modjopanggung tidak hanya menjaga warisan budaya yang telah berlangsung lintas generasi, tetapi juga memperkuat posisi sosialnya di tengah komunitas petani tebu sebagai mitra utama dalam industri gula.(sat)