PG Dorong Produktifitas Kopi Melalui PMO Kopi Nusantara
Bondowoso, JP – Petrokimia Gresik terus mendorong peningkatan produktivitas kopi di dalam negeri melalui penyediaan agro input pada “Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara” di Bondowoso, Jawa Timur.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo di momen Hari Kopi Sedunia pada Sabtu (1/10) menyampaikan bahwa, PMO Kopi Nusantara merupakan program sinergi yang diinisasi oleh Kementerian BUMN Republik Indonesia (RI).
Melalui program ini, Menteri BUMN RI, Erick Thohir mendorong seluruh stakeholder untuk mendukung industri kopi di dalam negeri.
“Petrokimia Gresik sendiri yang merupakan perusahaan Solusi Agroindustri dan anggota holding Pupuk Indonesia siap menyukseskan PMO Kopi Nusantara dengan menyediakan produk-produk berkualitas,” tandas Dwi Satriyo.
Melalui pupuk nonsubsidi Petrokimia Gresik, target produktivitas dari PMO Kopi Nusantara mencapai 100 ton/Ha di tahun 2024. Sedangkan cara budidaya petani sebelumnya hanya mampu mendapatkan hasil panen 60 ton/Ha. Dengan demikkan target peningkatan produktivitas kopi sebesar 67 persen.
PMO Kopi Nusantara implementasinya hampir sama dengan program Agro Solution, inisiasi dari Pupuk Indonesia. Yaitu menciptakan ekosistem pertanian secara komprehensif, baik on farm maupun off farm, mulai dari penyediaan dana atau modal usaha yang bersinergi dengan lembaga perbankan, kemudian jaminan asuransi, ketersediaan pupuk, kawalan pengendalian hama, hingga offtaker.
“Karena ada kesamaan ini, Petrokimia Gresik mengirimkan Unit Kerja Agrosolution untuk menyukseskan PMO Kopi Nusantara,” tandasnya.
Adapun agro input yang disiapkan Petrokimia Gresik yaitu NPK Phonska Plus, yang menjadi salah satu andalan perusahaan. Dosis yang digunakan yaitu 1 ton/Ha dalam satu tahun. Sedangkan pengaplikasiannya dibagi dua selama satu tahun, bisa di awal musim hujan dan di akhir musim hujan.
Phonska Plus sendiri dikemas dalam kantong dengan berat bersih 25 kilogram, berbentuk granul, berwarna putih, dan bersifat higroskopis (mudah larut dalam air). Phonska Plus merupakan pupuk komersial Petrokimia Gresik dengan formulasi 15-15-15.
Dalam Phonska Plus juga terdapat unsur hara mikro Sulfur (S) 9% dan Zinc sebesar 2.000 ppm. Penambahan unsur hara mikro Zinc inilah yang membedakan Phonska Plus dengan produk subsidi.
Sebagai salah satu unsur hara mikro esensial bagi tanaman, Zinc bermanfaat dalam memaksimalkan penyerapan unsur hara makro N, P, dan K. Selain itu juga berfungsi mendukung pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah, dan memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama/penyakit.
Kekurangan Zinc berdampak pada kekerdilan tanaman, daun mengecil, ketegaran tanaman berkurang, serta ukuran bulir/buah kecil. Dengan demikian, penggunaan Phonska Plus akan mampu mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas kopi yang dihasilkan nantinya.
“Semangat program ini adalah mendorong peningkatan produktivitas kopi melalui produk pupuk nonsubsidi berkualitas dan budidaya yang tepat. Kami berharap, petani kopi bisa menduplikasi budidaya yang kami rekomendasikan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Bondowoso,” tandasnya Dwi Satriyo.
Lebih lanjut, ia mengaku siap mendukung program peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani kopi. Selain untuk pasar dalam negeri, komitmen ini juga akan berdampak pada kuantitas ekspor kopi yang tiap tahunnya juga besar.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, luas perkebunan kopi nasional mencapai 1.250.452 Ha. Dari lahan ini dihasilkan kopi sebanyak 762.380 ton. Sedangkan, luas area kopi di Jawa Timur mencapai 90.735 Ha dengan produktivitas mencapai 45.278 ton di tahun 2020. Adapun ekspor kopi tahun 2021 sebesar 384.510,6 ton. Ekspor terbesar diantaranya ke negara Jepang, Singapura dan Malaysia.
“Pengaplikasian Phonska Plus Petrokimia Gresik akan mampu mendorong peningkatan ekspor kopi melalui tingginya produktivitas, serta mendongkrak kesejahteraan petani maupun perekonomian daerah,” pungkasnya. (eka)