Petrokimia Gresik Ditetapkan Sebagai Industri Percontohan Penggunaan Teknologi CCU untuk Dekarbonisasi
JATIMPEDIA, Gresik – Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri yang merupakan bagian dari holding Pupuk Indonesia, telah terpilih oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI sebagai industri percontohan dalam penerapan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) untuk mengurangi emisi karbon industri. Penunjukan ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman yang baru-baru ini ditandatangani oleh Petrokimia Gresik bersama Kemenperin dan Uwin Resource Regeneration Inc. (UWIN) di Jakarta.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, mengungkapkan komitmen perusahaan dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada tahun 2050. Upaya ini juga sejalan dengan arahan Kementerian BUMN yang mendukung program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan.
“Petrokimia Gresik telah menjalankan berbagai program dekarbonisasi untuk memastikan operasional perusahaan selaras dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dan memenuhi regulasi emisi yang berlaku,” ujar Dwi Satriyo di Gresik, Jawa Timur, Jumat (24/1/2025).
Teknologi CCU yang digunakan oleh Petrokimia Gresik dalam proyek dekarbonisasi ini diyakini mampu mempercepat pengurangan emisi karbon di sektor industri. Dalam kerja sama tersebut, UWIN, perusahaan manufaktur asal Taiwan, menyediakan mesin CCU dan bertanggung jawab atas material yang digunakan atau dihasilkan oleh teknologi tersebut. Sementara itu, Petrokimia Gresik menyediakan lahan, utilitas listrik, air bersih, serta sumber daya lain yang diperlukan untuk operasional proyek ini.
Dwi Satriyo juga menjelaskan bahwa Petrokimia Gresik memiliki peta jalan dekarbonisasi yang akan dijalankan mulai tahun 2025 hingga 2030. Beberapa inisiatif utama dalam peta jalan ini meliputi transisi energi dari batu bara ke gas alam pada Furnace Pabrik Phonska IV, penggunaan bahan bakar gas di Pabrik Asam Sulfat II, co-firing biomassa, pembangunan Pabrik Hybrid Green Ammonia, dan Pabrik Soda Ash.
“Langkah dekarbonisasi ini mendukung visi Pupuk Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam industri hijau. Peduli lingkungan kini menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan daya saing, terutama di pasar internasional,” tambah Dwi Satriyo.
Sebagai informasi, penandatanganan Nota Kesepahaman ini dilakukan oleh Dwi Satriyo (Petrokimia Gresik), Eko S. A. Cahyanto (Sekretaris Jenderal Kemenperin), dan Chinh Hsiang Hsu (Direktur Uwin Resource Regeneration Inc.).(cin)