Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2024 Diprediksi Capai 5,1%
JATIMPEDIA, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 diperkirakan akan mencapai 5,1%. Hal ini tidak terlepas dari momentum Ramadan dan Lebaran yang biasanya baru terjadi pada kuartal II namun di tahun 2024 ini sudah berlangsung sejak kuartal I.
“Secara umum, dampak Ramadan dan Lebaran ke ekonomi adalah dapat mendorong pertumbuhan sebesar 0,14 – 0,25%. Jadi kami masih lihat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5 – 5,1%,” ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede seperti dikutip pada Kamis (11/4/2024).
Ada beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu meningkatnya belanja pemerintah khususnya yang terkait bantuan sosial, pelaksanaan Pemilu, dan adanya low-base effect dari kuartal I-2024 karena periode terlama Ramadan bergeser dari April pada tahun 2023 (kuartal II) menjadi Maret pada tahun 2024 (kuartal I). Pada saat yang sama ada faktor tunjangan hari raya (THR), bonus, serta kenaikan gaji dapat menahan penurunan daya beli akibat inflasi terutama bagi golongan kelas menengah.
“Inflasi yang dalam tren meningkat karena kenaikan harga pangan akan menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi karena dapat mengganggu daya beli masyarakat,” ungkap Josua.
Josua mengatakan pemerintah harus mulai merancang kebijakan untuk membantu daya beli kelas menengah dan segera dapat menurunkan inflasi pangan karena jika tidak maka kemungkinan momentum Ramadan dan Lebaran di mana tidak hanya primer, melainkan konsumsi sekunder dan tersier akan naik, bisa menjadi terganggu karena faktor inflasi pangan.
“Kami melihat tantangan ekonomi pada periode Ramadan adalah pengendalian inflasi pangan di tengah supply yang terganggu karena El Nino, cuaca ekstrim, dan terganggunya jalur distribusi, namun demand yang meningkat secara musiman,” kata Josua.
Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengatakan pemberian THR turut memacu peningkatan konsumsi masyarakat, terutama konsumsi yang berkaitan dengan kegiatan mudik, seperti kendaraan bermotor, pakaian, bahan makanan, maupun alat dan biaya komunikasi.
“Pada periode Idulfitri biasanya kenaikan terbesar terjadi pada sektor transportasi dan komunikasi berada kisaran 7%, pakaian dan alas kaki 7% serta restoran dan hotel 6,7%,” ucap Ferry .
Bila melihat pada kondisi mudik lebaran tahun 2023 memberikan kontribusi ke pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 sekitar sebesar 1,5%. Menurut Ferry, mudik lebaran tahun 2024 diperkirakan akan memberikan kontribusi yang lebih tinggi, mengingat sudah tidak ada pembatasan aktivitas akibat pandemi serta potensi pergerakan masyarakat pada mudik tahun 2024.
“Kegiatan mudik 2024 diprediksi sebesar 193,6 juta, meningkat 69,8 juta orang atau sekitar 56% dari tahun 2023 yang sebesar 123,8 juta orang,” terang Ferry.
Dengan berakhirnya pandemi covid-19 yang bersamaan dengan tidak adanya pembatasan kegiatan masyarakat menjadi salah satu faktor pendorong tingginya pergerakan masyarakat pada mudik 2024. Dengan demikian, masyarakat dapat beraktivitas lebih luas pada masa lebaran yang dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu, kebijakan pengendalian inflasi melalui strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif), terus diupayakan oleh pemerintah. Secara khusus Pemerintah melakukan sejumlah langkah kebijakan untuk menjaga stabilisasi harga pangan melalui penguatan cadangan beras pemerintah , percepatan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), penyaluran bantuan pangan beras, gerakan pangan murah, dan operasi pasar murah. Dengan berbagai upaya dalam menjaga agar harga pangan tetap terkendali di tengah peningkatan aktivitas ekonomi, dan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan didukung berbagai kegiatan yang berlangsung sepanjang tahun 2024, seperti pemilu pada kuartal I, mudik dan lebaran pada kuartal II, dan pilkada dan Nataru pada kuartal IV, pemerintah optimis ekonomi Indonesia dapat tumbuh mencapai target 5,2% pada 2024,” terang Ferry. (raf)