Pertagas Jaga Keandalan Operasi Pipa Minyak dan BBM
JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pertamina Gas (Pertagas), sebagai bagian dari PT PGN Tbk, menjaga keandalan pipa minyak bumi dan bahan bakar minyak (BBM) dengan meningkatkan kinerja operasinya.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budhi Sidharta dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan Pertagas terus menunjukkan komitmennya dalam membangun dan mengoperasikan infrastruktur penyaluran energi di Indonesia.
Hingga saat ini, Pertagas telah mengoperasikan 63 ruas pipa sepanjang 2.930 km di Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan energi ke berbagai industri di tanah air.
Harry mengatakan dalam upayanya bertransformasi menjadi perusahaan infrastruktur energi nasional, Pertagas, sebagai bagian dari Subholding Gas PT Pertamina (Persero), terus memperluas cakupan bisnisnya tidak hanya dalam hal penyaluran gas alam.
“Pertagas telah melakukan ekspansi bisnis dalam penyediaan infrastruktur energi lainnya seperti pipa minyak dan BBM,” katanya.
Hingga saat ini, Pertagas telah membangun dan mengoperasikan pipa minyak sepanjang 605 km, di antaranya ruas Tempino-Plaju yang berada di Operation Central Sumatera Area dan pipa Rokan di Operation Rokan Area.
“Kontribusi Pertagas dalam penyaluran minyak di Pulau Sumatra ini mendukung ketahanan energi nasional, yang mana telah berkontribusi terhadap penyediaan kebutuhan energi nasional,” kata Harry.
Selain itu, Pertagas juga menggarap pembangunan pipa penyaluran BBM ruas Cikampek-Plumpang sepanjang 96 km, yang pembangunannya ditandai melalui penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan PT Pertamina Patra Niaga pada 4 Oktober 2024.
Pertagas tidak hanya terus mengembangkan jaringan pipa yang dimiliki, lanjut Harry, tetapi juga berkomitmen memastikan keandalan energi yang disalurkan.
Komitmen itu didukung oleh kompetensi Pertagas dalam bidang operasional dan pemeliharaan pipa serta fasilitas pendukungnya.
Menurut dia, kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang tersertifikasi menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga standar operasional yang tinggi, mulai dari proses instalasi hingga pemeliharaan dilaksanakan dengan profesionalisme dan kepatuhan terhadap regulasi.
Dalam urusan keselamatan kerja, sampai akhir September 2024, Pertamina Gas mencatatkan jam kerja selamat mencapai 105.142.028 jam, yang menegaskan komitmennya dalam mengedepankan keselamatan sebagai prioritas utama.
“Pertagas berupaya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, mengurangi risiko kecelakaan untuk menjaga keandalan operasional penyaluran energi,” tambah Harry.
Selain itu, untuk menjaga keandalan operasi pipa minyak, Pertagas melakukan pengendalian risiko melalui Security and Oil Losses Management with Integrated Detection System, serta pengendalian keakuratan alat ukur (meter) dalam mengatasi ketidaksesuaian (discrepancy) dengan prosedur yang ketat.
Dengan menerapkan prinsip flow assurance dan pipeline integrity, Pertagas memastikan bahwa setiap aliran energi berlangsung dengan lancar dan aman, serta memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Harry juga mengatakan Pertagas akan terus melakukan pengembangan dan penambahan infrastruktur penyaluran energi dan bersinergi dengan industri hulu hingga hilir.
Aksesibilitas infrastruktur penyaluran energi yang terintegrasi menjadi peluang besar bagi Pertagas untuk mengembangkan bisnisnya.
Dengan kompetensi yang dimiliki dalam sektor midstream, menurut dia, Pertagas mampu menjajaki kerja sama dengan industri hulu dan hilir untuk mengangkut berbagai jenis energi, seperti gas alam, minyak bumi, dan BBM.
Kerja sama itu memungkinkan Pertagas untuk memperluas jaringan dan meningkatkan efisiensi dalam penyaluran energi.
“Melalui jaringan pipa yang terbangun untuk menyalurkan energi dari hulu ke hilir, akan berdampak pada efisiensi biaya pengangkutan, keselamatan kerja, fleksibilitas dan skalabilitas, serta keandalan pasokan energi yang stabil,” sebut Harry. (raf)