Pemkab Kediri Buka Magang Ke Jepang, Upaya Tekan Pengangguran
JATIMPEDIA, Kediri – Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa membuka rekrutmen dan seleksi pemagangan ke Jepang di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Kediri, Desa Bogo Kidul, Kecamatan Plemahan, Senin (15/9/2025), untuk menekan angka pengangguran.
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri bersama Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, I’M Japan, dan Asosiasi LPK Bahasa Jepang menggandeng kerja sama dalam Program Magang ke Jepang. Sebanyak 196 orang mengikuti seleksi tersebut.
Panitia menyelenggarakan seleksi selama lima hari, 15–19 September 2025, melalui tahapan tes tulis, kesamaptaan, tes fisik, hingga wawancara. Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa menegaskan bahwa Kabupaten Kediri memiliki jumlah penduduk 1.691.976 jiwa dengan potensi besar.
“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Kediri menunjukkan tren penurunan dari 5,79 persen pada 2023 menjadi 5,1 persen pada 2024. Oleh karena itu, Pemkab Kediri terus berupaya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya melalui program Magang Jepang,” ujar Mbak Dewi, sapaan akrab Wakil Bupati Kediri.
Ia menilai program tersebut sebagai kesempatan berharga untuk mempelajari keterampilan teknis, meningkatkan etos kerja, serta kedisiplinan tinggi yang diterapkan di Jepang. “Selain itu, peserta juga akan memperoleh penghasilan yang dapat dijadikan modal membuka usaha setelah kembali ke tanah air, khususnya di Kabupaten Kediri,” katanya.
Mbak Dewi juga berpesan agar peserta menjaga integritas, nama baik keluarga, dan Kabupaten Kediri, serta berkomitmen beradaptasi dengan budaya dan lingkungan kerja di Jepang.
“Tunjukkan bahwa warga Kediri memiliki budaya sopan santun, ramah, toleran, disiplin, gotong royong, dan saling menghargai. Dengan begitu, sepulang dari Jepang kalian bisa menjadi pionir dalam membuka lapangan kerja di Indonesia,” ucapnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, Ibnu Imad, menambahkan bahwa program magang tidak hanya mengurangi angka pengangguran, tetapi juga membentuk soft skill seperti disiplin, etos kerja, dan daya saing, serta hard skill sesuai bidang masing-masing. “Harapannya, dengan daya saing tenaga kerja yang meningkat, produktivitas di Indonesia juga akan semakin baik,” ungkapnya. (sat)